OJK: Kinerja Fintech Melambat Dipengaruhi Kondisi Ekonomi Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja fintech peer to peer (P2P) lending pada April 2023 mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp 50,53 triliun atau tumbuh 30,63% secara Year on Year (YoY). 

Namun, nilai tersebut terlihat tumbuh melambat, jika dibandingkan Maret 2023 yang mencapai Rp 51,02 triliun atau turun 0,96%. Secara tahunan, angka tersebut tumbuh sebesar 51,02%.

Terkait hal itu, Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Triyono Gani mengatakan salah satu faktor utama yang membuat pertumbuhan melambat, yakni berkaitan dengan ekonomi Indonesia yang memang juga mengalami perlambatan.


"Saya kira banyak ya. Faktor ekonomi Indonesia sendiri secara umum memang ada perlambatan, mungkin itu tercermin dari situ," ujarnya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (8/6).

Baca Juga: TWP90 24 Fintech Lending di Atas 5%, OJK Sebut Bisa Berujung Pembekuan Kegiatan Usaha

Triyono mengaku optimistis ke depannya target outstanding pembiayaan tahun ini akan lebih besar dari tahun sebelumnya. Namun, dia menyebut akan banyak faktor yang memengaruhi nilai akhirnya. 

"Apakah akan tercapai? kami enggak tahu karena faktornya sangat banyak, termasuk perlambatan ekonomi Indonesia kalau terjadi terus. Paling tidak nilainya sama dengan tahun lalu," katanya.

Sementara itu, OJK melaporkan tingkat risiko kredit secara agregat atau TWP90 naik menjadi 2,82% pada April 2023. Angka tersebut tumbuh 0,01%, jika dibandingkan dengan Maret 2023 yang sebesar 2,81%. Adapun 24 perusahaan dalam pengawasan khusus OJK karena angka TWP90 berada di atas 5% per April 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi