OJK: Kredit valas 2017 diproyeksi naik 8%-10%



JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pada kuartal 1 2017, kenaikan kredit valas sebesar 7,53% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 638 triliun. Kenaikan ini lebih baik dibanding penurunan 3,75% secara yoy pada periode sama 2016.

Muliaman Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan bahwa industri pengolahan merupakan salah satu pendorong utama kenaikan kredit valas perbankan.

"Industri pengolahan menyumbang 38,82% total kredit valas perbankan," ujar Muliaman kepada Kontan, Selasa (30/5).


Secara umum menurut Muliaman, kenaikan kredit pengolahan hampir merata disemua sektor. Khusus untuk di industri pengolahan kenaikan kredit valas mengalami kenaikan sebesar 6,98% secara yoy.

Menurut catatan OJK, kredit valas perbankan mulai tumbuh sejak awal 2017 utamanya didorong oleh perbaikan kinerja ekspor impor. Sampai akhir 2017 kredit valas perbankan diproyeksi tumbuh 8% sampai 10% secara yoy.

Hal ini seiring dengan perbaikan kinerja ekspor, pemulihan harga komoditas dan stabilnya nilai tukar.

Seiring penyaluran kredit valas, OJK juga mencatat, non performing loan (NPL) kredit valas sampai Maret 2017 masih cukup rendah yaitu 2,88%. Untuk NPL valas sektor pertambangan merupakan salah satu yang tertinggi yaitu 5,79% per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie