OJK minta multifinance perluas pasar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini daya beli masyarakat disebut-sebut mengalami penurunan. Begitu pula yang terjadi di sektor otomotif. Mau tak mau, industri pembiayaan yang selama ini banyak menggantungkan diri ke sektor tersebut juga harus ikut menyesuaikan. Otoritas Jasa keuangan (OJK) pun mendorong agar multifinance bisa keluar dari zona nyaman. Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Riswinandi Idris mengakui saat ini banyak pelaku usaha pembiayaan yang masih terpaku pada pola pikir yang sama selama bertahun-tahun. Dimana pembiayaan otomotif dan alat berat menjadi ladang bisnis utama yang terus diandalkan. Dengan kondisi ini, ia berharap pelaku usaha bisa lebih memaksimalkan potensi yang ada di luar sektor otomotif. Semisal ke pembiayaan ke sektor produktif, khususnya ke pelaku usaha kecil dan menengah. Terlebih regulator sendiri membuka ruang dengan mengizinkan pelaku usaha multifinance untuk bermain di pasar pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja. Sementara khusus untuk segmen pelaku UMKM, pembiayaan modal kerja paling sesuai dengan kebutuhan nasabah. "Sektor produktif seperti UMKM ini kan tetap tumbuh dan menjadi peluang untuk memenuhi kebutuhan alat produksinya," katanya baru-baru ini. Berdasarkan data OJK, pembiayaan ke sektor produktif memang masih tertinggal dari pembiayaan multiguna yang selama ini dipakai untuk memenuhi kebutuhan konsumtif.

Hingga kuartal ketiga tahun ini, outstanding pembiayaan ke segmen pembiayaan modal kerja tercatat sebesar Rp 24,61 triliun. Jumlah ini setara dengan 5,9% dari total piutang pembiayaan yang mencapai Rp 410,84 triliun. Sementara piutang dari pembiayaan investasi mencapai Rp 116,698 triliun. Pembiayaan multiguna sendiri mendominasi dengan Rp 237,29 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina