KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Guna mendorong geliat sektor pariwisata, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) minta para pelaku multifinance untuk tingkatkan pembiayaan di sektor ini. Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W Budiawan menyatakan hal ini sejalan dengan mandat pemerintah dalam meningkkan sektor pariwisata. Baca Juga: OJK jatuhkan sanki pembatasan usaha ke Dharma Honoris Raksa Paramitha Selain itu, Ia menyatakan hal ini bisa menjadi salah satu peluang bagi industri pembiayaan saat penetrasi pasar kendaraan bermotor yang masih lesu di tahun depan. Perusahaan pembiayaan bisa masuk ke pasar pariwisata yang tidak digarap oleh kredit perbankan. “Kami juga mengadakan focus group discussion agar perusahaan pembiayaan bisa menyalurkan pembiayaan pada sektor pariwisata di angka Rp 6 triliun pada tahun depan. Saat ini, pembiayaan ke sektor ini sudah Rp 5 triliun,” ujar Bambang pekan lalu. Ia melihat peluang di sektor ini masih terbuka lebar khususnya untuk daerah Bintang, Batam, dan Bali. Bambang menyatakan banyak pentuk pembiayaan yang bisa disalurkan ke sektor pariwisata. “Jet ferry Batam – Singapura itu banyak yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan. Di Bali dan Lombok juga sudah mulai digarap oleh perusahaan pembiayaan. Misalnya pengusaha souvenir di beberapa titik sudah banyak juga dibiayi,” jelas Bambang.
OJK minta multifinance salurkan pembiayaan Rp 6 tiliun ke sektor pariwisata
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Guna mendorong geliat sektor pariwisata, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) minta para pelaku multifinance untuk tingkatkan pembiayaan di sektor ini. Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W Budiawan menyatakan hal ini sejalan dengan mandat pemerintah dalam meningkkan sektor pariwisata. Baca Juga: OJK jatuhkan sanki pembatasan usaha ke Dharma Honoris Raksa Paramitha Selain itu, Ia menyatakan hal ini bisa menjadi salah satu peluang bagi industri pembiayaan saat penetrasi pasar kendaraan bermotor yang masih lesu di tahun depan. Perusahaan pembiayaan bisa masuk ke pasar pariwisata yang tidak digarap oleh kredit perbankan. “Kami juga mengadakan focus group discussion agar perusahaan pembiayaan bisa menyalurkan pembiayaan pada sektor pariwisata di angka Rp 6 triliun pada tahun depan. Saat ini, pembiayaan ke sektor ini sudah Rp 5 triliun,” ujar Bambang pekan lalu. Ia melihat peluang di sektor ini masih terbuka lebar khususnya untuk daerah Bintang, Batam, dan Bali. Bambang menyatakan banyak pentuk pembiayaan yang bisa disalurkan ke sektor pariwisata. “Jet ferry Batam – Singapura itu banyak yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan. Di Bali dan Lombok juga sudah mulai digarap oleh perusahaan pembiayaan. Misalnya pengusaha souvenir di beberapa titik sudah banyak juga dibiayi,” jelas Bambang.