OJK: Perkembangan perbankan stabil dan terkendali



JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perkembangan dan profil risiko di industri jasa keuangan hingga awal Desember secara umum berada dalam kondisi yang relatif stabil dan terkendali.

Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB OJK, Lucky F.A. Hadibrata mengungkapkan, hal tersebut merupakan hasil kesimpulan Rapat Bulanan Dewan Komisioner OJK yang digelar rutin pada minggu kedua setiap bulan untuk mengevaluasi perkembangan dan profil risiko di industri jasa keuangan.

Lebih lanjut Lucky mengungkapkan, OJK melihat pemulihan ekonomi global berlanjut meskipun pelaksanaan normalisasi kebijakan ekonomi AS masih belum jelas di tengah perekonomian mereka yang semakin solid. Sementara itu pemulihan ekonomi zona Euro masih terbatas, di mana tingkat inflasi masih di bawah target dan digelontorkannya stimulus tambahan.


Kemudian perekonomian Jepang terkontraksi dalam dua triwulan berturut-turut sejalan dengan melemahnya konsumsi pasca kenaikan pajak penjualan bulan April lalu. Perekonomian Tiongkok juga cenderung negatif antara lain terlihat dari rilis data ekonomi sektor manufaktur dan pasar properti.

OJK menjelaskan, untuk perekonomian domestik, moderasi diperkirakan masih berlanjut pada triwulan IV-2014. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan melambat. Sementara itu, ekspor manufaktur membukukan peningkatan, namun secara keseluruhan pertumbuhan ekspor masih terbatas karena ekspor komoditas masih tertekan, sejalan dengan melambatnya permintaan negara-negara emerging market.

"Diperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2015 akan meningkat sejalan dengan membesarnya ruang fiskal sehingga mendorong kenaikan konsumsi Pemerintah," ucap Lucky dalam pernyataan tertulis yang diterima KONTAN, Selasa (23/12).

Kondisi perbankan stabil

Lucky menambahkan, pertumbuhan ekonomi yang moderat itu mempengaruhi kredit perbankan per Oktober yang tercatat sebesar 12,62% secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan September sebesar 13,16% secara yoy.

OJK juga mencatat pertumbuhan aset dan DPK perbankan kembali meningkat yang terjadi sejak Agustus. Pertumbuhan aset dan DPK per Oktober masing-masing sebesar 15,45% secara yoy dan 13,93% secara yoy. Angka ini meningkat dibandingkan pertumbuhan aset dan DPK perbankan pada September yang masing-masing tumbuh sebesar 14,39% secara yoy dan 13,32% secara yoy.

Kondisi perbankan dari segi permodalan dan rentabilitas perbankan relatif baik dan stabil. Hal itu ditandai dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) per Oktober sebesar 19,63%. Angka ini meningkat dibandingkan posisi CAR per September 2014 yang sebesar 19,53%.

Sementara itu, Rasio Modal Inti per Oktober juga naik menjadi sebesar 17,94%. Angka ini meningkat dibandingkan per September 2014 yang sebesar 17,91%. Sepanjang tahun 2014, kinerja CAR perbankan selalu berada di atas 19%.

Sedangkan kinerja rentabilitas dan efisiensi perbankan relatif stabil yang ditandai dengan ROA dan NIM per Oktober 2014 masing-masing sebesar 2,89% dan 4,24%. Sementara data per September 2014, untuk ROA dan NIM masing-masing di level 2,91% dan 4,21%. Sementara itu untuk beban operasional dan pendapatan operasional (BOPO) per Oktober stabil pada level 76,14%.

Sementara untuk profil risiko, pada perbankan risiko likuditas tergolong relatif rendah. Loan to Deposit Ratio (LDR) Oktober turun menjadi 88,45%. Angka ini lebih rendah dibandingkan posisi LDR per September 2014 yang berada di posisi 88,93%.

"Penurunan LDR ini disumbang oleh penurunan kredit sebesar 0,09% secara bulanan, sementara DPK mengalami peningkatan sebesar 0,39% secara bulanan. Namun masih terdapat potensi risiko likuiditas sejalan ketergantungan terhadap pendanaan non-inti serta rasio deposan inti yang masih cukup tinggi," kata Lucky.

Risiko kredit lembaga jasa keuangan secara umum berada pada level yang relatif rendah. Risiko kredit pada perbankan relatif rendah, kualitas kredit stabil. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah alias Non Performing Loan (NPL) yang rendah dan stabil.

"Perlu diwaspadai konsentrasi kredit pada debitur inti yang relatif tinggi, dan porsi kredit valas yang sensitif terhadap perubahan nilai tukar," ucap Lucky.

Risiko pasar industri jasa keuangan relatif rendah, di sektor perbankan risiko masih dikategorikan rendah dengan rata-rata Posisi Devisa Netto dibawah 3% selama setahun terakhir, jauh di bawah batas ketentuan 20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie