OJK perkirakan kredit perbankan hanya akan tumbuh 4%-5% pada 2021, ini penopangnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan kredit industri perbankan berkisar 4% hingga 5% sepanjang 2021. Padahal sebelumnya,OJK memperkirakan pembiayaan perbankan tahun ini berkisar 6% plus minus 1% (5% hingga 7%). 

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan kredit perbankan sudah mulai tumbuh 2,21% year on year (yoy) hingga September 2021. Sedangkan secara year to date (ytd) 3,12%. 

“Ini masih ada beberapa bulan di Oktober, November, dan Desember. Dengan adanya pertumbuhan kredit ytd 3,12% ini, kami perkirakan pertumbuhan kredit tahun ini akan jatuh pada rentang 4% hingga 5%,” papar Wimboh secara virtual, Rabu (27/10). 


Ia menambahkan, kredit modal kerja tumbuh 2,85% yoy, kredit investasi tumbuh 0,37% yoy, dan kredit konsumsi tumbuh 2,95% yoy. 

OJK melihat pertumbuhan ini cukup besar dibandingkan kuartal kedua 2021 lalu, seiring peningkatan mobilitas masyarakat dan upaya mendorong kredit dari regulator. 

Baca Juga: BRI proyeksikan kredit tahun 2022 tumbuh sekitar 8%

Pendorong kredit perbankan datang dari beberapa sektor utama, kredit rumah tangga misalnya, tumbuh 2,77% ytd, sektor perdagangan naik 2,43% ytd, sektor manufaktur meningkat 2,05% ytd.

Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk optimistis mencapai proyeksi pertumbuhan kredit 6% hingga 7% year on  year (yoy) sepanjang 2021. Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan pertumbuhan kredit bisa naik di kisaran 8% pada 2022. 

“Sumber pertumbuhannya ada dua, pertama nasabah yang sudah ada kita bimbing untuk naik kelas. Kemudian, nasabah yang belum masuk ke perbankan. Kelasnya sudah kita siapkan dengan Holding Ultra Mikro,“ ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan secara virtual pada Rabu (27/10). 

Bank bersandi saham BBRI ini telah menyalurkan kredit secara konsolidasi  senilai Rp 1.026,42 triliun hingga September 2021. Nilai itu tumbuh 9,74%% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. 

“Kredit ini ditopang oleh kredit UMKM yang tumbuh 12,5% yoy menjadi Rp 848,6 triliun. Sehingga porsi kredit UMKM di BRI terus naik menjadi 82,67% terhadap total portofolio kredit,” jelasnya. 

Apabila dirinci per segmen, penyaluran kredit mikro BRI tercatat Rp. 464,66 triliun, kredit konsumer sebesar Rp. 147,16 triliun, kredit kecil dan menengah Rp. 236,77 triliun dan kredit korporasi Rp. 177,83 triliun. 

Tak mau kalah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yakin bisa mencapai pertumbuhan kredit hingga akhir tahun di level 5% hingga 7% yoy. 

“Dengan fokus ke segmen yang profil risikonya rendah, dan pada top tier debitur yang menjadi leading market di masing-masing industri,” jelas Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini.

Ia memproyeksi kredit BNI  tahun depan berada kisaran 7% hingga 10% year on year (yoy). Didukung ekspansi debitur top tier segmen korporasi, kemudian kredit segmen menengah yang diperkirakan diproyeksi tumbuh positif lalu konsumer.

“Dengan adanya upaya pemerintah disertifikasi ekonomi, kami optimistis tahun depan akan ada peningkatan dari industri pengolah, pertanian, perkebunan, dan perikanan,” katanya.

Selanjutnya: BI buka peluang DP 0% KPR KKB bisa sampai akhir 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi