KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah lesunya penjualan otomotif, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor bisa tumbuh hingga 9%-11% sampai akhir 2024. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman menjelaskan, penyaluran pembiayaan sektor kendaraan bermotor masih bisa tumbuh positif. "Piutang pembiayaan kendaraan bermotor Per Mei 2024 meningkat 12,62% secara tahunan menjadi sebesar Rp 400,57 triliun," ungkapnya dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Selasa (9/7).
Mengenai hal tersebut, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) optimistis dapat mencapai target yang telah ditetapkan OJK. Optimisme ini sejalan dengan target piutang pembiayaan CNAF yang diproyeksikan bisa tumbuh
double digit sampai akhir tahun ini.
Baca Juga: Mandiri Utama Finance (MUF) Harap GIIAS 2024 Bisa Dongkrak Kinerja Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman menyatakan sejalan dengan target yang telah ditetapkan, sampai dengan bulan Juni 2024 piutang pembiayaan di CNAF mencapai Rp 9,60 Triliun atau tumbuh sebesar 41% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 6,81 triliun. "Posisi bulan Juni ini telah melampaui 129% dari target perseroan di tahun 2024 yaitu Rp 7,42 triliun," ujar Ristiawan kepada Kontan.co.id, Jumat (19/7). Sementara itu, jika dilihat dari penyaluran pembiayaan baru sampai dengan Juni 2024, CNAF mencatatkan penyaluran pembiayaan baru mencapai Rp 4,62 Triliun atau tumbuh 20% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,84 Triliun. Salah satu strategi CNAF dalam mendongkrak kinerja di tahun 2024 dengan mengembangkan digitalisasi yang membuat transaksi menjadi semakin mudah, aman, efisien, dan terjangkau. Serta memberikan suku bunga dengan metode
Risk Based Pricing atau penetapan suku bunga yang disesuaikan dengan profil risiko nasabah dan juga terus bersinergi dengan induk usaha yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk untuk menjaring nasabahnya dengan terus mengembangkan program referral. PT Mandala Multifinance Tbk (
MFIN) menyampaikan proyeksi OJK tersebut masih realistis, didukung oleh faktor bahwa kendaraan bermotor masih menjadi pilihan masyarakat untuk mendukung kegiatan mobilitas sehari-hari. Managing Director Mandala Finance Christel Lasmana menyebut, sejalan dengan proyeksi tersebut, Mandala optimistis dengan proyeksi pertumbuhan dua digit. "Hingga semester I-2024, piutang pembiayaan Mandala telah mencapai Rp 3,2 triliun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 17% dibanding tahun sebelumnya," ujar Christel kepada Kontan.co.id, Jumat (19/7). Dalam mencapai target piutang pembiayaan di tahun ini, Mandala Finance akan fokus pada pertumbuhan jangka panjang Perusahaan melalui penyaluran pembiayaan dengan prinsip kehati-hatian yang tepat sasaran. Hal ini dilakukan juga untuk menjaga portofolio bisnis yang sehat, diversifikasi portofolio, serta peningkatan inovasi teknlogi dalam produk dan layanan untuk menjawab berbagai kebutuhan pelanggan. PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) juga optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan pembiayaan kendaraan bermotor di sepanjang tahun 2024 dengan mempersiapkan sejumlah strategi. Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendukung pertumbuhan bisnis di 2024, hal ini juga didukung dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang telah berjalan positif.
Baca Juga: Multifinance Berharap Efek Positif GIIAS 2024 "Hingga akhir Maret 2024, Perusahaan berhasil melakukan penyaluran pembiayaan baru di atas Rp 1 triliun," ujar Cincin kepada Kontan.co.id, Jumat (19/7). WOM Finance memproyeksikan total piutang pembiayaan pada Desember 2024 mencapai Rp 7 triliun. Strategi yang disiapkan perseroan yaitu melakukan ekspansi di wilayah potensial untuk memberikan jangkauan yang lebih luas serta kemudahan kepada konsumen maupun calon konsumen Perusahaan.
Selain itu, WOM Finance juga melakukan beragam program promosi yang menarik serta terus melakukan digitalisasi untuk memberikan kemudahan serta akses terhadap produk pembiayaan kepada masyarakat secara luas. Adapun, melalui peraturan OJK untuk menjaga kinerja perusahaan pembiayaan, OJK tengah memfasilitasi perusahaan multifinance untuk dapat menyalurkan pembiayaan terhadap kendaraan bermotor dan pembiayaan sektor produktif. OJK mencatat nilai piutang pembiayaan menjadi sebesar Rp 490,69 triliun per Mei 2022. Nilai itu tumbuh 11,21% secara tahunan atau
year on year (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi