KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah dikonfirmasi beberapa kali, akhirnya Forum Investor Penolak Reverse Stock PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) atau yang dikenal Forty mendapat surat balasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terkait surat investor pada 16 Oktober lalu. Dalam surat Forty, investor meminta OJK untuk memberikan informasi terbaru terkait perkembangan atas laporan Forty yang menemukan adanya dugaan pelanggaran hukum dan kejanggalan pada rencana reverse stock ELTY. Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi menjelaskan dalam suratnya, bahwa otoritas telah menerima surat dari ELTY pada 30 Mei 2018, terkait permohonan emiten untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ketiga. Salah satu agenda rapat yakni meminta restu pemegang saham untuk melaksanakan penggabungan saham atau reverse stock.
"Terhadap permohonan di atas, OJK telah melakukan komunikasi lisan dan tertulis dengan ELTY, mengenai rencana penggabungan saham dan rencana konversi pinjaman yang diterima dari PT Geo Link Indonesia," jelas Fakhri dalam suratnya kepada Forty, Jumat (2/11). OJK juga telah berkoordinasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, hingga saat ini Fakhri mengatakan masih terdapat dokumen yang belum disampaikan ELTY kepada otoritas. "Dokumen tersebut, termasuk yang dibutuhkan OJK untuk menelaah rencana tersebut (reverse stock dan konversi pinjaman Geo Link)," ungkap dia. Karena dokumen tersebut belum masuk ke OJK, otoritas mengaku belum dapat melakukan penelaahan lebih lanjut atas rencana reverse stock ELTY. Otoritas juga belum dapat memberikan penetapan terkait permohonan untuk menyelenggarakan RUPS ketiga. "Mata acara yang meminta persetujuan perubahan nilai nominal saham melalui penggabungan saham belum dapat dilaksanakan. Dengan demikian, reverse stock saham ELTY belum dapat dilaksanakan," tandasnya. Sebagai informasi, ELTY berencana melakukan aksi reverse stock saham dengan rasio 10:1. Tujuannya untuk restrukturisasi utang dengan cara konversi saham. Utang tersebut berasal dari kreditur Geolink Indonesia dengan nilai pagu pinjaman mencapai Rp 500 miliar.