KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tanda-tanda adanya perlambatan pertumbuhan kredit di industri perbankan kian tampak. Setidaknya, ini terlihat dari sejumlah bank dalam kategori KBMI 4 yang menargetkan pertumbuhan kredit hanya
single digit. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengungkapkan bahwa target penyaluran kredit bank KBMI 4 pada tahun 2024 sebesar Rp 3.983 triliun. Angka tersebut hanya tumbuh sekitar 7,4% jika dibandingkan dengan penyaluran kredit per Desember 2023 secara tahunan (year on year/YoY). Menilik data OJK per Desember 2023, penyaluran kredit bank KBMI 4 tercatat sebesar Rp 3.707 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kredit perbankan masih mampu tumbuh sekitar 12%.
“Sementara, total arget laba bank KBMI 4 sebesar Rp177,75 triliun,” ujar Dian.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Perbankan ke Sektor Pertambangan Kian Melesat di Kuartal I-2024 Hanya saja, Dian melihat pertumbuhan kredit tersebut melanjutkan tren pertumbuhan sejak periode sebelumnya dan menunjukkan dukungan serta komitmen perbankan yang tinggi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia pun melihat kondisi fundamental perbankan pada April 2024 tetap kuat,
resilien dan stabil, antara lain tercermin dari pertumbuhan kredit yang tercatat sebesar 13,09% (YoY) menjadi Rp 7.311 triliun, yang mana pertumbuhan kredit pada KBMI 4 mencapai 15,75% menjadi Rp 3.807 triliun. “Pertumbuhan kredit dimaksud didukung dengan kemampuan likuiditas bank yang relatif terjaga dengan rasio-rasio likuiditas relatif jauh di atas ketentuan,” ujar Dian. Adapun, target pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan pernyataan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo yang memproyeksikan bahwa kinerja bank milik negara (himbara) di tahun ini agak sedikit melambat, baik itu pertumbuhan kredit maupun laba. Sebagai informasi, mayoritas himbara merupakan bank KBMI 4. “Memang tahun ini pertumbuhan akan lebih
single digit, kredit sama laba dua-duanya,” ujar pria yang akrab disapa Tiko, Jumat (7/6).
Baca Juga: Berikan Cicilan Bunga 0%, Transaksi Kartu Kredit Bank Mandiri (BMRI) Tumbuh 24% Bukan tanpa alasan, Tiko bilang bahwa di dua kuartal yang telah terlewati ini, perbankan memang telah menemui banyak tantangan. Mulai dari kenaikan suku bunga yang tinggi sehingga ada peningkatan biaya dana atau
cost of fund yang dimiliki bank. “Juga ada peningkatan di pemburukan kualitas kredit. Meskipun, kita kelola dengan baik,” tambahnya. Meski demikian, Tiko masih optimistis kinerja himbara di kuartal 3 maupun 4 dapat memberikan akselerasi yang lebih cepat dibandingkan kuartal sebelumnya. Terlebih jika kondisi suku bunga dan likuiditas membaik ditambah kualitas kredit yang selaras pula. Jika menilik kinerja masing-masing himbara dalam laporan keuangan bulanan per April 2024, pertumbuhan laba memang tampak masih
single digit, Mayoritas bahkan mencatatkan pertumbuhan di bawah 5%. Dari sisi laba, pertumbuhan tertinggi dicatat oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dengan sekita 5,11% secara tahunan (YoY). Bank yang memiliki portofolio terbesar di properti ini mencatatkan laba senilai Rp 983,8 miliar.
Di sisi lain, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) tercatat dengan pertumbuhan laba paling mini di periode yang sama jika dibandingkan dengan himbara lainnya. BNI mencatat laba pada periode April 2024 senilai Rp 6,86 triliun atau naik 1,63% YoY. Untuk pertumbuhan kredit sendiri, himbara ini tercatat masih bisa tumbuh
double digit di periode April 2024. PT Bank Mandiri Tbk tercatat paling agresif dalam penyaluran kredit dengan tumbuh 21,54% YoY menjadi Rp 1.134,4 triliun. Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tercatat memiliki pertumbuhan kredit yang paling lambat hanya sekitar 11,98% YoY. Namun, dari sisi nilai, bank yang dekat dengan wong cilik memiliki penyaluran kredit paling besar di antara himbara lainnya mencapai Rp 1.190,6 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih