OJK: Sepanjang 2019 kredit perbankan hanya tumbuh 6,08%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melemahnya permintaan global berdampak pada penyaluran kredit tahun 2019. Otoritas Jasa Keuangan menyatakan sepanjang 2019 penyaluran kredit perbankan hanya tumbuh 6,08%. 

Meski begitu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dengan baik, di tengah perekonomian global begitu bergejolak. Hal ini didukung tingkat permodalan dan likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga.

Baca Juga: Perbankan tetap akan memacu kredit sektor manufaktur


"Fungsi intermediasi lembaga jasa keuangan mengalami moderasi meski tetap sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik. Kredit perbankan 2019 tumbuh di 6,08% seiring dengan lemahnya permintaan komoditas global," ujar Wimboh di Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Jakarta Kamis (16/1).

Ia menambahkan, pertumbuhan kredit perbankan didominasi oleh bank BUKU IV yang tumbuh 7,8% yoy sedangkan BUKU III tumbuh 2,4% yoy, BUKU II tumbuh 8,4% yoy, dan BUKU I tumbuh 6,4% yoy. 

Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh sektor konstruksi tumbuh 14,6 % yoy dan rumah tangga tumbuh 14,6 % yoy. 

Sejalan dengan itu, kredit investasi meningkat 13,2% yang menunjukkan potensi pertumbuhan sektor riil ke depan. 

"Pertumbuhan kredit ini diikuti dengan profil risiko kredit yang terjaga. Rasio non performing loan (NPL) gross perbankan tercatat rendah yaitu sebesar 2,5% atau net 1,2%," jelas Wimboh.

Baca Juga: Ketentuan modal bakal ditingkatkan, bank-bank ini siap tambah modal

Ia menyebut permodalan bank tercermin dari capital adequacy ratio (CAR) perbankan mencapai 23,3%, likuiditas yang cukup dengan LDR 93,6%. Adapun net interest margin tercatat turun menjadi 4,9%, dari 5,1% di tahun 2018 dan rata-rata suku bunga kredit turun dari 10,8% di akhir 2018 menjadi 10,5% di akhir 2019. 

“Dari data ini kami optimistis stabilitas sektor perbankan ke depan akan tetap terjaga meski pertumbuhan kredit masih berhati-hati dengan ruang likuiditas yang menyempit namun risiko kredit terjaga dengan baik,” pungkas Wimboh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi