OJK Telah Memanggil Manajemen AJB Bumiputera Imbas Sistem Operasional yang Mati



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut telah memanggil manajemen Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 pada akhir tahun lalu untuk memperbaiki sistem atau server perusahaan yang bermasalah. Sebelumnya, dikabarkan sistem operasional perusahaan telah mati selama 6 bulan dan hal itu mengganggu pelayanan pemegang polis Bumiputera.

Mengenai hal itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono menyampaikan pihaknya telah menerima informasi terkait adanya permasalahan pada media penyimpanan server atau storage yang berada di Sentul, Jawa Barat, pada akhir tahun lalu. 

"Oleh karena itu, OJK telah memanggil manajemen AJB Bumiputera pada 28 Desember 2023. Meminta untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut dan memastikan tidak terganggunya kegiatan operasional serta pembayaran klaim pemegang polis," kata Ogi, Rabu (10/1).


Baca Juga: OJK Rombak Aturan Investasi Dapen

Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa, dan Asuransi (SP NIBA) AJB Bumiputera 1912 Rizky Yudha sempat menyatakan sampai pertengahan Desember 2023, sistem operasional perusahaan mati.

Rizky sempat menyebut sudah enam bulan tak ada tindakan apa pun dari pihak manajemen untuk memperbaiki permasalahan tersebut. Dia mengatakan semua karyawan mengaku kesulitan untuk memberikan pelayanan kepada pemegang polis.

"Sistem belum nyala. Sistem yang merupakan jantung perusahaan dibiarkan mati selama 6 bulan. Artinya, teman-teman mau update soal polis enggak bisa hingga mau menginformasikan kepada nasabah yang hadir ke cabang itu enggak bisa," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (22/12).

Akibatnya, Rizky menerangkan sering kali karyawan tak bisa maksimal dalam memberikan pelayanan di kantor cabang dan ada juga yang disalahkan oleh nasabah. Dia menyebut nasabah bahkan pernah bilang kalau karyawan sengaja mematikan sistem.

"Padahal semua kewenangan ada di pusat dan manajemen," kata dia.

Baca Juga: OJK: Target Rencana Penyehatan Keuangan AJB Bumiputera Tidak Tercapai

Alhasil, Rizky bilang banyak karyawan hanya bisa diskusi saja ketika ada nasabah yang datang, padahal ada update yang juga harus diketahui nasabah. Ujung-ujungnya yang dirugikan adalah nasabah nantinya. Rizky menyebut saat ini karyawan hanya memakai sistem sementara saja yang cukup rentan dan berbahaya secara keamanan. Dia mengatakan bisa saja yang tadinya nasabah statusnya terproteksi menjadi tak terproteksi. 

"Operasionalnya kacau. Kadang karyawan di kantor cabang memakai dana pribadi buat operasional, seperti lampu mati. Semua itu seharusnya menjadi tanggung jawab perusahaan," ujarnya.

Kabar terakhir, Rizky mengatakan sistem operasional perusahaan sebagian sudah berjalan. Selain itu, Rizky menyebut hak-hak karyawan yang belum terpenuhi, tengah diupayakan oleh pihak manajemen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati