NUSA DUA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan pemahaman literasi keuangan. Kali ini, OJK fokus membidik segmen perempuan dan pebisnis usaha kecil dan menengah (UKM). Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Dewan Komisioner OJK, Kusumaningtuti S. Soetiono mengatakan, peran perempuan sangat penting dalam memahami keuangan. Sebab, kaum hawa merupakan orang yang mengelola keuangan rumah tangga. Data OJK menyebut, kaum perempuan mengatur 51,1% keuangan rumah tangga. Sementara, peran pria mengurusi uang hanya 0,5%. Sedangkan peran bersama antara pria dan wanita mengatur urusan uang rumah tangga sebesar 48,4%. Sedangkan untuk bisnis UKM, OJK menilai sangat krusial karena penggerak ekonomi. Secara jumlah, bisnis UKM mencapai 99,9% dari total bisnis dan sebanyak 95% lapangan kerja tercipta oleh bisnis UKM. "Sepanjang tahun ini, OJK telah mengedukasi 1.158 perempuan dan 1.588 pebisnis UKM yang tersebar di 24 kota di Indonesia,” ujar Kusumaningtuti di acara International Seminar on Financial Literacy for Women and SMEs, Selasa (25/11). OJK mengedukasi kaum perempuan dan pebisnis UKM melalui penerbitan buku rencana keuangan, survei, mobil literasi keuangan dan sebagainya. Data OJK menunjukkan, tingkat literasi keuangan kaum hawa dengan kategori baik sebesar 28%. Sementara, yang masuk kategori kurang terliterasi sebesar 42%, kategori tidak terliterasi 31% dan 0% tidak terliterasi dengan baik. Kusumaningtuti mengklaim, pasca edukasi, tingkat literasi keuangan kaum perempuan meningkat signifikan. Perempuan dengan literasi keuangan baik menjadi sebesar 30%. Kategori cukup terliterasi 40%, kurang terliterasi 23% dan tidak terliterasi susut menjadi 8%. Untuk pebisnis UKM, OJK fokus mempermudah akses terhadap produk bank. Sebab, hanya 7% pebisnis UKM yang berselera meminjam duit kepada bank. Data OJK menyebut, dalam mencari pendanaan, ada 26,4% pelaku UKM mencari pinjaman dari pihak non bank. Sementara dari sisi tingkat penggunaan produk, sebanyak 62% pebisnis UKM telah menabung di bank. Angka ini jauh lebih tinggi dari penggunaan kredit bank yang hanya digunakan oleh 19% pebisnis UKM.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
OJK: Wanita mengatur 51,1% keuangan rumah tangga
NUSA DUA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan pemahaman literasi keuangan. Kali ini, OJK fokus membidik segmen perempuan dan pebisnis usaha kecil dan menengah (UKM). Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Dewan Komisioner OJK, Kusumaningtuti S. Soetiono mengatakan, peran perempuan sangat penting dalam memahami keuangan. Sebab, kaum hawa merupakan orang yang mengelola keuangan rumah tangga. Data OJK menyebut, kaum perempuan mengatur 51,1% keuangan rumah tangga. Sementara, peran pria mengurusi uang hanya 0,5%. Sedangkan peran bersama antara pria dan wanita mengatur urusan uang rumah tangga sebesar 48,4%. Sedangkan untuk bisnis UKM, OJK menilai sangat krusial karena penggerak ekonomi. Secara jumlah, bisnis UKM mencapai 99,9% dari total bisnis dan sebanyak 95% lapangan kerja tercipta oleh bisnis UKM. "Sepanjang tahun ini, OJK telah mengedukasi 1.158 perempuan dan 1.588 pebisnis UKM yang tersebar di 24 kota di Indonesia,” ujar Kusumaningtuti di acara International Seminar on Financial Literacy for Women and SMEs, Selasa (25/11). OJK mengedukasi kaum perempuan dan pebisnis UKM melalui penerbitan buku rencana keuangan, survei, mobil literasi keuangan dan sebagainya. Data OJK menunjukkan, tingkat literasi keuangan kaum hawa dengan kategori baik sebesar 28%. Sementara, yang masuk kategori kurang terliterasi sebesar 42%, kategori tidak terliterasi 31% dan 0% tidak terliterasi dengan baik. Kusumaningtuti mengklaim, pasca edukasi, tingkat literasi keuangan kaum perempuan meningkat signifikan. Perempuan dengan literasi keuangan baik menjadi sebesar 30%. Kategori cukup terliterasi 40%, kurang terliterasi 23% dan tidak terliterasi susut menjadi 8%. Untuk pebisnis UKM, OJK fokus mempermudah akses terhadap produk bank. Sebab, hanya 7% pebisnis UKM yang berselera meminjam duit kepada bank. Data OJK menyebut, dalam mencari pendanaan, ada 26,4% pelaku UKM mencari pinjaman dari pihak non bank. Sementara dari sisi tingkat penggunaan produk, sebanyak 62% pebisnis UKM telah menabung di bank. Angka ini jauh lebih tinggi dari penggunaan kredit bank yang hanya digunakan oleh 19% pebisnis UKM.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News