JAKARTA. Setelah mengalami tren perlambatan selama tiga bulan terakhir pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia mulai menguat. Pada Oktober 2013, IKK sedikit meningkat menjadi 109,5. Sebelumnya, pada September 2013 keyakinan konsumen bertengger di posisi 107,1. Namun, IKK di Oktober 2013 ini masih jauh lebih rendah dibanding IKK periode yang sama tahun lalu yang mencapai 119,5. Berdasarkan survei konsumen yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) Senin kemarin (4/11), optimisme konsumen yang mulai menguat ini didorong oleh kenaikan Indeks Ekspetasi Konsumen (IEK) dari 108,6 menjadi 113,7. Kenaikan ini seiring dengan membaiknya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Di sisi lain, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) mengalami penurunan. Apabila di September 2013 mencapai 105,7, di Oktober 2013 turun 0,4% menjadi 105,3. "Karena pesimisme dalam konsumsi barang tahan lama dan penghasilan," seperti dikutip dalam rilis. Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prasentyantoko berpendapat, kenaikan indeks keyakinan konsumen ini belum dapat menjadi indikasi penguatan ke depan.
Oktober 2013, indeks keyakinan konsumen menguat
JAKARTA. Setelah mengalami tren perlambatan selama tiga bulan terakhir pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia mulai menguat. Pada Oktober 2013, IKK sedikit meningkat menjadi 109,5. Sebelumnya, pada September 2013 keyakinan konsumen bertengger di posisi 107,1. Namun, IKK di Oktober 2013 ini masih jauh lebih rendah dibanding IKK periode yang sama tahun lalu yang mencapai 119,5. Berdasarkan survei konsumen yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) Senin kemarin (4/11), optimisme konsumen yang mulai menguat ini didorong oleh kenaikan Indeks Ekspetasi Konsumen (IEK) dari 108,6 menjadi 113,7. Kenaikan ini seiring dengan membaiknya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Di sisi lain, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) mengalami penurunan. Apabila di September 2013 mencapai 105,7, di Oktober 2013 turun 0,4% menjadi 105,3. "Karena pesimisme dalam konsumsi barang tahan lama dan penghasilan," seperti dikutip dalam rilis. Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prasentyantoko berpendapat, kenaikan indeks keyakinan konsumen ini belum dapat menjadi indikasi penguatan ke depan.