Oktober 2013, LCGP bakal menggelar rights issue



JAKARTA. PT Laguna Cipta Griya Tbk (LCGP) kembali mengajukan rencana rights issue. Pada Juli lalu, LCGP sempat mendaftarkan rencana rights issue, namun, belum mendapatkan surat efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Rencana pelaksanaan rights issue LCGP sendiri pada Oktober 2013.

Target nilai aksi penawaran umum terbatas II (PUT II) dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) ini tidak berubah, yakni Rp 1,48 triliun. LCGP akan menawarkan 4,22 miliar saham setara dengan 75% dari modal ditempatkan dan disetor penuh di harga Rp 350 per saham.

Pemegang saham yang berhak atas HMETD adalah yang terdaftar pada 9 Oktober 2013. Setiap satu pemegang saham berhak atas tiga saham HMETD. Selain itu, emiten ini juga melekatkan satu waran bagi yang mengambil sembilan HMETD.


LCGP melepas 469,17 juta waran dengan harga pelaksanaan Rp 360. Periode pelaksanaan waran tersebut pada 22 April 2014-6 Oktober 2014. Jika pemegang saham tidak melaksanakan haknya, maka sahamnya akan terdilusi 75% dan maksimal 76,92% setelah pelaksanaan waran seri I. Yang bertindak sebagai pembeli siaga dalam aksi ini adalah PT Generasi Prima Sakti.

Namun, rencana rights issue ini masih akan dibahas dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) LCGP pada 27 September. Jika telah mengantongi izin, masa perdagangan mulai 11 Oktober-18 Oktober.

Direktur Utama LCGP, Alwi Bagir Mulachela berharap, kondisi pasar saham membaik pada Oktober. Sehingga, pelaksanaan rights issue LCGP bis berjalan lancar.

Rencananya 54,13% dana hasil rights issue atau setara Rp 800 miliar akan digunakan untuk membeli tanah seluas 21,6 hektare di kawasan Kasablanka, Jakarta Timur. Berdasarkan kesepakatan, pembelian tanah itu senilai Rp 756 miliar dan biaya pengurusan tanah Rp 44 miliar.

Alwi bilang, pihaknya akan membangun superblok berisi apartemen, perkantoran dan pusat perbelanjaan. "Mungkin selesai dalam dua tahun ke depan," ucap dia.

Sementara, 38,83% atau Rp 570,8 miliar hasil rights issue untuk biaya kebutuhan operasional pengerjaan proyek. Seperti biaya perizinan, pematangan lahan, pra-operasi, operasi dan pengelolaan, infrastruktur, serta overhead proyek.

Lalu, 7,04% untuk modal kerja. LCGP yakin, target pertumbuhan laba 20% di akhir tahun ini akan tercapai.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada memperkirakan, kondisi pasar pada bulan Oktober nanti sudah membaik. Harga saham LCGP, Jumat (23/8), stagnan di Rp 250. Reza menyarankan, hold saham ini karena belum ada tanda untuk naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana