JAKARTA. Bank Jatim akhirnya naik kelas ke BUKU III (kelompok bank dengan modal inti antara Rp 5 triliun – Rp 30 triliun) di bulan Oktober 2014. Namun Bank Pembangunan Daerah (BPD) tersebut belum ada rencana untuk mendapatkan suntikan modal lagi dari para pemegang saham. Menurut Ferdian Satyagraha, Manajer Hubungan Investor Bank Jatim, tahun depan tambahan suntikan modal disebtor melalui mekanisme right issue belum pasti akan dilakukan. “Kami saat ini berupaya meningkatkan modal inti melalui pembentukan cadangan umum dari laba bersih di akhir 2014,” kata Ferdian saat dihubungi KONTAN, Senin (22/12). Sebelumnya, Bank Jatim masih di kelompok BUKU II (kelompok bank dengan modal inti antara Rp 1 triliun – Rp 5 triliun). Walau telah naik kelas, Bank Jatim tetap berupaya meningkatkan modal inti secara reguler dari pertumbuhan bisnis. “Selain cadangan umum 2014, kami juga berupaya meningkatkan modal inti dari laba tahun berjalan yang terbentuk pada tahun depan,” pungkas Ferdian. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Oktober 2014, modal inti Bank Jatim mencapai Rp 5,01 triliun. Jumlah tersebut menunjukkan pertumbuhan 7,28% secara year on year (yoy) dibanding modal inti pada Oktober 2013 yang mencapai Rp 4,67 triliun. Saat ini saham Bank Jatim dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebesar 51,46% selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP). Selanjutnya Pemerintah Kabupaten/Kota seluruh Jawa Timur memiliki 28,54% saham. Sisanya sebesar 20,00% dimiliki oleh masyarakat. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Oktober 2014, Bank Jatim telah naik kelas BUKU III
JAKARTA. Bank Jatim akhirnya naik kelas ke BUKU III (kelompok bank dengan modal inti antara Rp 5 triliun – Rp 30 triliun) di bulan Oktober 2014. Namun Bank Pembangunan Daerah (BPD) tersebut belum ada rencana untuk mendapatkan suntikan modal lagi dari para pemegang saham. Menurut Ferdian Satyagraha, Manajer Hubungan Investor Bank Jatim, tahun depan tambahan suntikan modal disebtor melalui mekanisme right issue belum pasti akan dilakukan. “Kami saat ini berupaya meningkatkan modal inti melalui pembentukan cadangan umum dari laba bersih di akhir 2014,” kata Ferdian saat dihubungi KONTAN, Senin (22/12). Sebelumnya, Bank Jatim masih di kelompok BUKU II (kelompok bank dengan modal inti antara Rp 1 triliun – Rp 5 triliun). Walau telah naik kelas, Bank Jatim tetap berupaya meningkatkan modal inti secara reguler dari pertumbuhan bisnis. “Selain cadangan umum 2014, kami juga berupaya meningkatkan modal inti dari laba tahun berjalan yang terbentuk pada tahun depan,” pungkas Ferdian. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Oktober 2014, modal inti Bank Jatim mencapai Rp 5,01 triliun. Jumlah tersebut menunjukkan pertumbuhan 7,28% secara year on year (yoy) dibanding modal inti pada Oktober 2013 yang mencapai Rp 4,67 triliun. Saat ini saham Bank Jatim dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebesar 51,46% selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP). Selanjutnya Pemerintah Kabupaten/Kota seluruh Jawa Timur memiliki 28,54% saham. Sisanya sebesar 20,00% dimiliki oleh masyarakat. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News