KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) bersama PT Sumberenergi Sakti Prima (SSP) tengah mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berteknologi ultrasupercritical pertama di Indonesia. Harapannya, pembangkit listrik yang dinamakan PLTU Cilacap Ekspansi Fase 2 ini sudah bisa beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD) pada Oktober 2019 mendatang. Baca Juga: Rekadaya Elektrika tuntaskan pembangunan transmisi 150 kilovolt dalam 15 bulan Direktur Utama PT PJB, Iwan Agung menjelaskan bahwa ultra supercritical merupakan teknologi pembangkit listrik yang memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik dalam menghasilkan energi listrik apabila dibandingkan dua teknologi pembangkit listrik lainnya, yaitu teknologi subcritical dan supercritical. "Kalau misalnya teknologi yang lama 1 kg batu bara mampu menghasilkan mampu menghasilkan 2 Kwh, maka untuk yang ultrasupercritical ini 1 kg batubara bisa menghasilkan 3 Kwh," jelas Iwan (16/09).
Oktober 2019, PLTU Cilacap Ekspansi 2 berteknologi ultrasupercritical beroperasi
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) bersama PT Sumberenergi Sakti Prima (SSP) tengah mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berteknologi ultrasupercritical pertama di Indonesia. Harapannya, pembangkit listrik yang dinamakan PLTU Cilacap Ekspansi Fase 2 ini sudah bisa beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD) pada Oktober 2019 mendatang. Baca Juga: Rekadaya Elektrika tuntaskan pembangunan transmisi 150 kilovolt dalam 15 bulan Direktur Utama PT PJB, Iwan Agung menjelaskan bahwa ultra supercritical merupakan teknologi pembangkit listrik yang memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik dalam menghasilkan energi listrik apabila dibandingkan dua teknologi pembangkit listrik lainnya, yaitu teknologi subcritical dan supercritical. "Kalau misalnya teknologi yang lama 1 kg batu bara mampu menghasilkan mampu menghasilkan 2 Kwh, maka untuk yang ultrasupercritical ini 1 kg batubara bisa menghasilkan 3 Kwh," jelas Iwan (16/09).