Oktober, ada 75.000 beras impor tiba di tanah air



JAKARTA. Gelombang impor beras yang dilakukan Perum Bulog terus berlanjut. Setelah merealisasikan impor sebanyak 50.000 ton beberapa waktu lalu, Oktober ini Bulog minimal akan merealisasikan pemasukan beras sebanyak 75.000 ton.

Sutarto Alimoeso Direktur Utama Bulog mengatakan, beras impor yang akan masuk pada bulan Oktober ini berasal dari Thailand dan Vietnam. "Pengiriman beras (dari Thailand dan Vietnam) paling tidak membutuhkan waktu 3-4 hari," kata Sutarto, Kamis (2/10).

Guna menstabilkan harga dipasaran, Bulog sendiri telah melepas beras impor jenis premium sebanyak 1.000 ton dari realisais pemasukan. Untuk lokasi pemasarannya Sutarto bilang dilakukan di Jakarta. Meski demikian tidak menutup kemungkinan akan di salurkan ke beberapa wilayah yang membutuhkan.


Seperti diketahui, selama ini Jakarta menjadi acuan harga beras nasional. Sehingga, bila harga beras di Jakarta stabil maka secara otomatis akan meredam harga beras dikota-kota lainnya di tanah air, seperti Aceh, Sumatera Utara, hingga ke Kupang. 

Untuk wilayah Jawa Timur, Sutarto mengaku Bulog tidak akan memasarkannya. Hal tersebut dikarenakan Jawa Timur merupakan salah satu lumbung padi nasional, selain itu kebutuhan berasnya juga surplus. "Di Jawa Timur hanya sebagai transit saja," kata Sutarto. 

Meski tidak merinci, jumlah impor beras yang direalisasikan pemasukannya tersebut terbagi kedalam dua jenis yakni premium dan medium. Harga beli beras impor yang dilakukan Bulog tersebut masih jauh dibawah harga beras domestik. 

Catatan saja, hingga saat ini Bulog telah telah berhasil mengantongi deal kontrak pembelian beras sebanyak 425.000 ton yang berasal dari Thailand dan Vietnam. Perinciannya, sebanyak 175.000 ton berasal dari Thailand, dan sisanya sebanyak 250.000 ton dari Vietnam.

Dari kontrak pembelian yang telah disepakati tersebut, sebanyak 125.000 ton merupakan beras jenis premium. Sementara sisanya sebanyak 300.000 ton berupa jenis beras medium. Beras yang diimpor tersebut menurut Sutarto akan dipasarkan secara komersial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto