Oktober, holding PTPN catat penjualan Rp 28 T



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Perkebunan Nusantara, PTPN III membukukan penjualan sebesar Rp 28,19 triliun hingga Oktober tahun ini. Penjualan ini naik 4,89% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni senilai Rp 26,87 triliun.

Penjualan PTPN III ini merupakan kontribusi dari penjualan kelapa sawit sebesar 64% atau sebesar Rp 17,95 triliun, karet menyumbang penjualan sebesar 13% atau senilai Rp 3,5 triliun, tebu berkontribusi 13% dengan nilai Rp 3,7 triliun, penjualan teh sebesar 3% dengan nilai Rp 741 miliar, penjualan kopi sebesar 0,35% dengan nilai Rp 100 miliar, sementara tembakau 0,33% senilai Rp 93 miliar, sementara kakao dan komoditas lainnya masing-masing 0,17% dan 7% dengan nilai Rp 47 miliar dan Rp 2 triliun.

Direktur Utama PTPN III Dasuki Amsir mengatakan, peningkatan penjualan ini didukung oleh peningkatan produktivitas tandan buah segar (TBS) sawit pada periode ini. Dia bilang, saat ini produksi TBS sebesar 8,9 juta ton di mana pertumbuhan produktivitas TBS sebesar 1,7 ton per ha.


"Dengan adanya peningkatan produktivitas TBS, maka minyak sawit (CPO) juga mengalami kenaikan. Saat ini produksi CPO kami menjadi 1,9 juta ton, sampai akhir tahun kami targetkan bisa 1,1 juta sampai 1,2 juta ton," jelas Dasuki, Selasa (14/11).

Tak hanya karena peningkatan produksi minyak sawit, penjualan holding PTPN ini turut meningkat lantaran harga komoditas minyak sawit dan karet mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2016.

Erwan Pelawi, Direktur Manajemen Operasional dan Pengembangan PTPN III menyebutkan, harga CPO tahun ini sebesar Rp 8.500 per kg dibandingkan tahun sebelumnya rata-rata Rp 7.500 per kg.

Sementara untuk karet harga rata-rata pada 2016 sebesar Rp 17.000 per kg, sementara di tahun 2017 harga bisa mencapai Rp 24.000 per kg. "Dari harga sawit saja penjualannya sudah bisa meningkat 0,37 triliun," tambah Erwin.

Pada periode ini holding PTPN juga mencatat laba bersih senilai Rp 921 miliar yang meningkat 214% dibandingkan Oktober 2016 yang merugi Rp 806 miliar. Peningkatan ini pun dikarenakan adanya perbaikan sejumlah faktor baik perubahan budaya kerja, peningkatan penjualan, produktivitas tanaman, efisiensi untuk menekan harga pokok, serta kenaikan harga komoditas.

Dasuki mengungkapkan, tahun ini masih ada beberapa PTPN yang masih mencatat rugi. Namun, kerugian tersebut menurun dibandingkan kerugian sebelumnya. Dia mencontohkan PTPN I yang pada 2016 mencatat kerugian Rp 105 miliar menjadi Rp 45 miliar pada 2017.

Sementara itu, PTPN III dan PTPN IV mencatat kinerja yang paling baik dari 14 PTPN yang ada. "PTPN III dan IV menyumbang sekitar 20% terhadap seluruh penjualan holding perusahaan," tutur Dasuki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto