PADANG. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) mengemukakan tingkat hunian hotel berbintang di provinsi itu pada Oktober 2015 mencapai 60,91% atau naik 8,23 poin dibandingkan September yang hanya 52,68%. "Selama Oktober 2015 tingkat hunian hotel berbintang tertinggi berada di Bukittinggi sebesar 74,26 persen dan Padang 68,53%," kata Kepala BPS Sumbar Yomin Tofri di Padang, Rabu (2/12). Menurut dia rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia di hotel berbintang pada Oktober 1,50 hari, meningkat 0,08 hari bila dibandingkan dengan September yang tercatat 1,42 hari. Bila dilihat dari kategori hotel peningkatan hunian tertinggi terjadi pada bintang dua 15,29 poin, hotel bintang empat 14,07 poin, dan bintang tiga 8,67 poin, ujarnya. Yomin merinci menurut kelas hotel rata-rata lama tamu asing menginap pada hotel bintang tiga 3,51 hari merupakan paling tinggi dibandingkan kelas hotel lainnya. Sedangkan pada hotel bintang satu 1,58 hari, hotel bintang dua 1,40 hari, dan hotel bintang empat 2,30 hari, ujarnya. Sementara rata-rata lama tamu Indonesia pada hotel berbintang adalah 1,39 hari, meningkat 0,08 hari dibandingkan bulan sebelumnya. Lalu pada hotel bintang empat tercatat 1,40 hari paling tinggi dibandingkan kelas hotel lainnya, sedangkan pada hotel bintang satu 1,29 hari, hotel bintang dua 1,34 hari, dan hotel bintang tiga 1,37 hari, lanjut dia. Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumbar Maulana Yusran mengatakan kebijakan pelarangan PNS menggelar rapat di hotel, telah berdampak pada pengurangan karyawan hotel antara lima hingga 10 persen. Pengurangan karyawan itu disebabkan turunnya tingkat hunian dan kegiatan yang digelar di hotel, kata dia. Ia mengatakan tumbuhnya perhotelan dan pariwisata di Sumbar masih sangat tergantung kepada kegiatan-kegiatan pemerintahan. Berbeda dengan di Pulau Jawa sebagai kawasan industri banyak terdapat perusahaan swasta berskala besar, lanjut dia. Wali Kota Padang, Mahyeldi menyebutkan pada tahun ini di Padang akan dibangun delapan hotel baru bertujuan untuk mendukung pengembangan wisata. Menurutnya, keberadaan hotel sangat perlu untuk Kota Padang, karena akan banyak kegiatan maupun acara yang berlangsung di daerah itu pada tahun 2016. Ia mengatakan saat ini sudah ada beberapa investor yang mulai menunjukkan minatnya untuk membantu, bahkan ada konsulat Jepang datang untuk mengatakan keinginannya membantu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Oktober, tingkah hunian hotel di Sumbar meningkat
PADANG. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) mengemukakan tingkat hunian hotel berbintang di provinsi itu pada Oktober 2015 mencapai 60,91% atau naik 8,23 poin dibandingkan September yang hanya 52,68%. "Selama Oktober 2015 tingkat hunian hotel berbintang tertinggi berada di Bukittinggi sebesar 74,26 persen dan Padang 68,53%," kata Kepala BPS Sumbar Yomin Tofri di Padang, Rabu (2/12). Menurut dia rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia di hotel berbintang pada Oktober 1,50 hari, meningkat 0,08 hari bila dibandingkan dengan September yang tercatat 1,42 hari. Bila dilihat dari kategori hotel peningkatan hunian tertinggi terjadi pada bintang dua 15,29 poin, hotel bintang empat 14,07 poin, dan bintang tiga 8,67 poin, ujarnya. Yomin merinci menurut kelas hotel rata-rata lama tamu asing menginap pada hotel bintang tiga 3,51 hari merupakan paling tinggi dibandingkan kelas hotel lainnya. Sedangkan pada hotel bintang satu 1,58 hari, hotel bintang dua 1,40 hari, dan hotel bintang empat 2,30 hari, ujarnya. Sementara rata-rata lama tamu Indonesia pada hotel berbintang adalah 1,39 hari, meningkat 0,08 hari dibandingkan bulan sebelumnya. Lalu pada hotel bintang empat tercatat 1,40 hari paling tinggi dibandingkan kelas hotel lainnya, sedangkan pada hotel bintang satu 1,29 hari, hotel bintang dua 1,34 hari, dan hotel bintang tiga 1,37 hari, lanjut dia. Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumbar Maulana Yusran mengatakan kebijakan pelarangan PNS menggelar rapat di hotel, telah berdampak pada pengurangan karyawan hotel antara lima hingga 10 persen. Pengurangan karyawan itu disebabkan turunnya tingkat hunian dan kegiatan yang digelar di hotel, kata dia. Ia mengatakan tumbuhnya perhotelan dan pariwisata di Sumbar masih sangat tergantung kepada kegiatan-kegiatan pemerintahan. Berbeda dengan di Pulau Jawa sebagai kawasan industri banyak terdapat perusahaan swasta berskala besar, lanjut dia. Wali Kota Padang, Mahyeldi menyebutkan pada tahun ini di Padang akan dibangun delapan hotel baru bertujuan untuk mendukung pengembangan wisata. Menurutnya, keberadaan hotel sangat perlu untuk Kota Padang, karena akan banyak kegiatan maupun acara yang berlangsung di daerah itu pada tahun 2016. Ia mengatakan saat ini sudah ada beberapa investor yang mulai menunjukkan minatnya untuk membantu, bahkan ada konsulat Jepang datang untuk mengatakan keinginannya membantu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News