Okupansi hotel jelang libur Nataru diproyeksi turun dibanding tahun lalu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Okupansi perhotelan diproyeksikan turun pada liburan Natal dan Tahun Baru kali ini. Pemerintah memastikan akan melaksanakan pengetatan terukur saat libur akhi tahun nanti.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan memastikan kebijakan yang diterapkan bukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Adapun, pengetatan ini meliputi penerapan work from home (WFH) sekitar 75%, pelarangan perayaan tahun baru diseluruh provinsi, dan pembatasan jam operasional mal, restoran, tempat hiburan sampai pukul 19.00 untuk jabodetabek dan 20.00 untuk zona merah di Jabar, Jateng dan Jatim. Disisi lain, emiten perhotel memproyeksikan terjadi penurunan okupansi akibat imbas pandemi covid-19.


Direktur Pemasaran PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) Wahyudi Eko Sutoro mengungkapkan tingkat okupansi pada libur Nataru diperkirakan dapat mencapai 88%. "EAST menargetkan tingkat okupansi sekitar 85% hingga 88%," ujar Wahyudi kepada Kontan.co.id, Rabu (16/12).

Wahyudi melanjutkan, manajemen EAST melakukan sejumlah upaya demi meningkatkan okupansi khususnya lewat penambahan fasilitas.

Baca Juga: Dafam Hotel Management (DHM) ketat berlakukan protokol kesehatan

Sebelumnya, EAST telah menambah fasilitas sepeerti water slide, mini zoo hingga kebun hidroponic. Nantinya, bakal ada penambahan fasilitas seperti Aquaparc, Area Kids Outbound dan Kebun Anggur. "East juga tidak mengadakan acara tutup tahun secara besar-besaran karena mematuhi anjuran pemerintah," jelas Wahyudi.

Ia mengungkapkan, secara umum dampak pandemi telah mempengaruhi tingkat okupansi terhitung sejak Maret 2020. Pada tahun 2019 lalu, tingkat okupansi pada Januari hingga November mencapai 80,56%. Penurunan signifikan terjadi pada tahun ini dimana pada Januari hingga November tingkat okupansi hanya mencapai 52,73%.

Sementara itu, PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT) juga memproyeksikan penurunan okupansi pada libur akhir tahun ini.

Direktur Utama PSKT NG Suwito bilang akan ada penurunan okupansi sekitar 10% pada liburan kali ini dibanding tahun lalu. "Kita mengharapkan tingkat ockupansi sekitar 75% sampai dengan 80% menjelang akhir tahun," jelas Suwito.

Kendati demikian, ia memastikan pembatasan kerumunan sejatinya tidak mempengaruhi bisnis PSKT sebab PSKT merupakan hotel yang tergolong ekonomis dan fasilitas yang terbatas. Namun secara umum, dampak pandemi covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 diakui jadi penyebab utama penurunan okupansi. Meski tingkat hunian kamar diprediksi turun, Suwito optimistis target okupansi 80% masih dapat tercapai.

Selanjutnya: Cuti Bersama Dipangkas, Pebisnis Pariwisata Makin Merana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .