JAKARTA. Daya beli masyarakat yang menguat mendorong kinerja pusat belanja sewa di Jakarta. Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) mencatat berkat ekspansi peritel lokal dan asing tahun lalu, permintaan ruang ritel meningkat cukup signifikan. Peningkatan tersebut mencapai 21% atau mencapai 236.000 m2. Tahun 2011, penyerapannya sempat merosot di bawah 200.000 m2. "Angka tersebut merupakan rekor penyerapan tertinggi sejak tahun 1990-an," terang Anton Sitorus, Head of Research Jones Lang LaSalle akhir pekan lalu. LaSalle juga mencatat tingkat hunian pusat belanja Jakarta yang totalnya seluas 2,4 juta m2, meningkat dari 88% di 2011 menjadi 92% sampai akhir 2012. Penyerapan didominasi dari adanya pusat belanja baru. Anton menerangkan, hingga 2015, pasokan mal di Jakarta akan ada tambahan seluas 0,5 juta m2.
Okupansi mal makin tinggi
JAKARTA. Daya beli masyarakat yang menguat mendorong kinerja pusat belanja sewa di Jakarta. Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) mencatat berkat ekspansi peritel lokal dan asing tahun lalu, permintaan ruang ritel meningkat cukup signifikan. Peningkatan tersebut mencapai 21% atau mencapai 236.000 m2. Tahun 2011, penyerapannya sempat merosot di bawah 200.000 m2. "Angka tersebut merupakan rekor penyerapan tertinggi sejak tahun 1990-an," terang Anton Sitorus, Head of Research Jones Lang LaSalle akhir pekan lalu. LaSalle juga mencatat tingkat hunian pusat belanja Jakarta yang totalnya seluas 2,4 juta m2, meningkat dari 88% di 2011 menjadi 92% sampai akhir 2012. Penyerapan didominasi dari adanya pusat belanja baru. Anton menerangkan, hingga 2015, pasokan mal di Jakarta akan ada tambahan seluas 0,5 juta m2.