Olah Anode slime, ANTM bisa dapat 5 ton emas



JAKARTA. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) berupaya meraih untung tambahan dari pengolahan anode slime, produk sampingan pengolahan tembaga. Anode slime yang selama ini diekspor ke luar negeri, bakal diolah menjadi emas di dalam negeri oleh ANTM.
 
Pengolahan itu menggunakan alat bernama Top Blown Rotary Converter (TBRC). ANTM merogoh kocek US$ 500.000 untuk membeli alat tersebut. TBRC mampu mengolah 500 ton anode slime per tahun. Dengan asumsi rata-rata kandungan logam emas 1% di setiap ton anode slime, ANTM akan mendapatkan tambahan 5 ton emas per tahun. 
 
Direktur Operasi ANTM Tedy Badrujaman mengatakan, ANTM bakal meraih cuan besar jika teknologi ini bisa diaplikasikan di dalam negeri. Pasalnya, produk yang dihasilkan dari TBRC bisa menambah 50% dari total produksi ANTM selama ini. 
 
Sebagai gambaran, tahun 2015 ANTM menargetkan produksi emas sebesar 8,5 ton. "Tambahan emas murni dari pengolahan anode slime akan sangat besar dan menguntungkan," ujar Tedy di Jakarta, Senin (19/1).
 
Meski sudah menyiapkan TBRC sebagai pilot project, ANTM masih belum bisa mengkomersilkan proyek ini. Tedy bilang, yang menjadi hambatan ANTM adalah adanya pengenaan pajak penambahan nilai (PPN) sebesar 10% terhadap komoditas itu. Sehingga, margin yang diperoleh dari ekstraksi anode slime menjadi emas tersebut sangat kecil. 
 
ANTM berharap pemerintah bisa menghapus PPN tersebut karena produk olahan ini memberi nilai tambah di dalam negeri. Dody Martimbang, General Mager Logam Mulia ANTM mengatakan, dalam dua tahun ke depan, ANTM ingin meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 2.000 ton anode slime per tahun untuk meningkatkan volume ekstraksi emas. 
 
Jika bisa mendapat penghapusan PPN, ANTM berencana membangun pabrik pengolahan anode slime di Jawa Timur. Dengan kadar emas 1% dalam tiap ton anode slime, maka dalam jangka panjang, ANTM bisa mendapat tambahan 20 ton emas murni. 
 
"Nilai investasi pabrik itu akan sangat besar. Kalau kena pajak, untungnya jadi kecil, sehingga kami belum berani mengkomersilkan jika belum dapat penghapusan PPN," kata dia. 
 
Dody mengatakan, saat ini, ANTM masih berupaya mendorong pemerintah untuk memberikan penghapusan pajak tersebut. Harapannya, tahun ini ANTM bisa mendapat kepastian dari pemerintah. Sayangnya, manajemen ANTM belum mau membocorkan nilai dana yang disiapkan untuk membuat pabrik ekstraksi anode slime tersebut. 
 
Yang pasti, untuk memenuhi pendanaan beberapa proyek besarnya, ANTM akan melakukan rights issue senilai Rp 10,77 triliun. Dana itu akan berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7 triliun dari pemerintah yang menggenggam 65% saham ANTM. 
 
Dana rights issue akan digunakan untuk membangun proyek anode slime, proyek Smelter Grade Alumina (SGA) Mempawa, Kalimantan Barat, dan pembangunan proyek feronikel Halmahera Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tedy Gumilar