Omicorn justru bisa membuat rupiah menguat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah di pasar spot kembali tertekan hingga akhir perdagangan Selasa (30/11). Rupiah spot ditutup di level Rp 14.332 per dolar Amerika Serikat (AS).

Ini membuat rupiah melemah 0,09% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya di Rp 14.319 per dolar AS. Ini membuat rupiah menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di kawasan, bersama dengan baht Thailand.

Alwi Assegaf, analis Gobal Kapital Investama memperkirakan, rupiah justru masih akan tertekan. Covid-19 varian Omicorn yang dikatakan kebal vaksin dan telah masuk ke Australia masih menjadi salah satu sentimen yang memberatkan rupiah.


Selain itu, pelaku pasar memiliki ekspektasi The Fed bakal menaikkan suku bunga acuan. Terlebih, jika salah satu pejabat The Fed memberikan testimoni inflasi di AS bertahan lama. "Ini akan positif untuk dollar AS dan melemahkan rupiah, ujar Alwi, Selasa (30/11).

Baca Juga: Emiten consumer Salim Grup bukukan kinerja positif hingga September 2021

Alwi memperkirakan rupiah besok akan bergerak pada rentang Rp 14.280 per dolar AS-Rp 14.375 per dolar AS. "Perkembangan Covid-19 saat ini mendorong permintaan ke safe haven seperti dollar AS," imbuhnya.

Namun, menurut Lukman Leong, analis DC Futures, Omicorn justru akan menekan pergerakan dollar AS. Sebab, sebagian pelaku pasar menilai varian baru ini akan membuat The Fed menunda kenaikan suku bunga acuan. 

Presiden AS Joe Biden juga memastikan tidak ada lockdown di AS. "Pasar mengkhawatirkan gelombang Covid-19 berikutnya di AS," ujar Lukman.

Dia memperkirakan rupiah pada perdagangan Rabu akan bergerak pada rentang Rp 14.250 per dolar AS-Rp 14.400 per dolar AS

Baca Juga: IHSG melorot 1,13% di hari terakhir November, melemah 0,87% sebulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati