Omnibus law bisa menekan kurs rupiah jelang akhir pekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diprediksi bakal melemah pada perdagangan Jumat (9/10). Adapun sentimen yang mendominasi pelemahan mata uang Garuda besok, berasal dari sentimen domestik.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Kamis (8/10) rupiah ditutup tetap pada level Rp 14.710 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, rupiah menguat 0,23% ke level Rp 14.750 per dolar AS dibandingkan perdagangan hari sebelumnya Rp 14.784 per dolar AS.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi, pergerakan rupiah bakal melemah tipis di kisaran Rp 14.690 per dolar AS hingga Rp 14.750 per dolar AS pada sesi perdagangan besok.


"Faktornya karena sentimen negatif dari investor asing mencermati polemik omnibus law yang menimbulkan mogok produksi di berbagai kawasan industri," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Kamis (8/10).

Baca Juga: Survei penjualan eceran berpeluang mengangkat kurs rupiah

Bhima mengungkapkan, polemik yang terjadi saat ini membuat investor asing melakukan net sell atau jual bersih hingga Rp 8 triliun dalam sepekan terakhir. Selain itu, investor asing juga mencermati poin hak pekerja dan pasal terkait lingkungan hidup di omnibus law.

Di sisi lain, penguatan tipis yang terjadi pada nilai tukar rupiah ditopang oleh penurunan indeks dolar sebesar 0,21% sepekan terakhir ke level 93,6.

Baca Juga: Penguatan harga emas Antam terbatas, tunggu koreksi dahulu baru beli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati