KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bau menyengat, menjijikan, dan tak bernilai merupakan sifat-sifat yang kerap menempel pada objek sampah. Namun, Bank BNI menyulap sampah menjadi sesuatu yang berguna secara ekonomi, yakni membentuk Agen46 yang khusus menerima tabungan dari nasabah dalam bentuk sampah atau Bank Sampah. Budaya menabung dengan sampah ini memperkuat budaya hidup bersih dan sekaligus mempercepat literasi keuangan di kalangan masyarakat. Salah satunya adalah Bank Sampah Induk Satu asal Jakarta Barat yang dikelola Pemerintah Kota Jakarta Barat. Direktur Kepatuhan BNI Endang Hidayatullah mengatakan, jumlah rekening yang dibuka melalui Bank Sampah Induk Satu Hati tumbuh 626% year on year (yoy) dari 4.622 rekening pada tahun 2017 menjadi 33.578 rekening pada tahun 2018. Tonasenya juga tumbuh dari 395 ton pada tahun 2017 menjadi 1.457 ton pada tahun 2018 atau meningkat 269% secara yoy. Pertumbuhan tersebut turut mendorong pertumbuhan omzet sebesar 167% secara yoy yaitu dari Rp 1,5 miliar pada 2017 menjadi Rp 4 miliar pada tahun 2018. Angka tersebut baru berlaku untuk daerah Jakarta Barat yang telah menerapkan Bank Sampah semenjak tahun 2017. Angka tersebut masih akan meningkat seiring dengan mulai diterapkannya program Ayo Menabung dengan Sampah bekerja sama dengan Bank Sampah Induk yang dikelola oleh Pemerintah Kota Administratif Kota Jakarta Timur dan Jakarta Utara pada tahun 2018 lalu dan akan terus akan diperluas ke Kota Administratif Jakarta lain. “Pengelolaan sampah dengan menggunakan Bank Sampah sebagai Agen46 dan rekening tabungan bagi para nasabahnya, membuat pengelolaan sampah menjadi lebih modern, administrasi dan layanan akan menjadi lebih baik, sementara bagi Bank Sampah dapat lebih meningkatkan akuntabilitasnya di mata masyarakat. Pada sisi lain, masyarakat dapat langsung merasakan manfaat dari menabung sampah,” ujar Endang, dalam rilis, Kamis (21/2).
Omzet bank sampah Agen46 BNI melesat 167%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bau menyengat, menjijikan, dan tak bernilai merupakan sifat-sifat yang kerap menempel pada objek sampah. Namun, Bank BNI menyulap sampah menjadi sesuatu yang berguna secara ekonomi, yakni membentuk Agen46 yang khusus menerima tabungan dari nasabah dalam bentuk sampah atau Bank Sampah. Budaya menabung dengan sampah ini memperkuat budaya hidup bersih dan sekaligus mempercepat literasi keuangan di kalangan masyarakat. Salah satunya adalah Bank Sampah Induk Satu asal Jakarta Barat yang dikelola Pemerintah Kota Jakarta Barat. Direktur Kepatuhan BNI Endang Hidayatullah mengatakan, jumlah rekening yang dibuka melalui Bank Sampah Induk Satu Hati tumbuh 626% year on year (yoy) dari 4.622 rekening pada tahun 2017 menjadi 33.578 rekening pada tahun 2018. Tonasenya juga tumbuh dari 395 ton pada tahun 2017 menjadi 1.457 ton pada tahun 2018 atau meningkat 269% secara yoy. Pertumbuhan tersebut turut mendorong pertumbuhan omzet sebesar 167% secara yoy yaitu dari Rp 1,5 miliar pada 2017 menjadi Rp 4 miliar pada tahun 2018. Angka tersebut baru berlaku untuk daerah Jakarta Barat yang telah menerapkan Bank Sampah semenjak tahun 2017. Angka tersebut masih akan meningkat seiring dengan mulai diterapkannya program Ayo Menabung dengan Sampah bekerja sama dengan Bank Sampah Induk yang dikelola oleh Pemerintah Kota Administratif Kota Jakarta Timur dan Jakarta Utara pada tahun 2018 lalu dan akan terus akan diperluas ke Kota Administratif Jakarta lain. “Pengelolaan sampah dengan menggunakan Bank Sampah sebagai Agen46 dan rekening tabungan bagi para nasabahnya, membuat pengelolaan sampah menjadi lebih modern, administrasi dan layanan akan menjadi lebih baik, sementara bagi Bank Sampah dapat lebih meningkatkan akuntabilitasnya di mata masyarakat. Pada sisi lain, masyarakat dapat langsung merasakan manfaat dari menabung sampah,” ujar Endang, dalam rilis, Kamis (21/2).