Omzet gadai di Pegadaian lesu di Januari



JAKARTA. Penyaluran gadai konvensional (omzet) PT Pegadaian (Persero) belum bisa memperoleh hasil yang menggembirakan. Manajemen Pegadaian hanya bisa merealisasikan omzet Rp 8 triliun dari target Rp 10 triliun per bulan.

"Biasa, awal Januari memang agak seret," kata Direktur Pengembangan Usaha Perum Pegadaian, Wasis Djuhar di Jakarta, Senin (18/2) . Ia bilang, fenomena seret omzet ini terjadi awal Januari sampai dengan Februari mendatang.

Soalnya, nasabah pegadaian belum membutuhkan banyak uang di awal tahun. Bagi kalangan petani misalnya, mereka masih berada dalam periode 'menanam,' sehingga belum membutuhkan banyak uang. Begitu juga dengan Ibu - ibu rumah tangga yang belum membutuhkan duit mendesak untuk kebutuhan sekolah anaknya.


Bahkan, ada juga kontraktor kelas menengah yang menjadi nasabah Pegadaian yang sedang sepi order, lantaran di awal tahun biasanya proyek sedang sepi, apalagi proyek pemerintah. Setelah bulan Februari barulah mereka kebanjiran order.

Pegadaian memastikan, sepinya omzet bukan karena ketatnya persaingan bisnis gadai. Sekadar informasi, belakangan ini memang semakin banyak perbankan yang memiliki layanan gadai emas.

Buktinya, meski masih di bawah target, tetapi omzet Pegadaian tumbuh 12% dibanding bulan Desember 2012. "Kami memiliki pangsa pasar yang lebih besar," tukas Sumanto Hadi, Direktur Bisnis III Pegadaian.

Kendati demikian, bukan berarti manajemen berdiam diri dalam menghadapi persaingan. Rencananya, manajemen akan mulai iklan di televisi dalam waktu dekat. Adapun kebijakan itu berlandaskan hasil riset perusahaan.

"Sudah ada iklan tetapi kurang intensif. Masyarakat lebih cepat kenal lewat telvisi ketimbang media lain," tegas Sumanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri