Oneject Indonesia ekspor alat suntik ke Unicef dan Ukraina senilai US$ 10,5 juta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Oneject Indonesia (Oneject) produsen alat suntik ADS & Safety Needle melakukan pelepasan ekspor perdana  alat suntik sekali pakai atau auto disable syringe (ADS) untuk Unicef (United Nations Children's Fund) dan Kementerian Kesehatan Ukraina, sebanyak 150 juta alat suntik atau senilai US$ 10,5 juta. 

Direktur Utama PT Oneject Indonesia Jahja Tear Tjahjana mengatakan, pihaknya mendapatkan kontrak ekspor alat suntik ke Unicef sebanyak 850 juta pieces ADS hingga akhir tahun 2022. Pada tahun ini, Oneject akan melakukan pengiriman sebanyak 300 juta alat suntik. 

"Pengiriman perdana untuk pembelian Unicef dilakukan sebanyak 120 juta pieces. Pengirimannya akan dilakukan bersamaan dengan order pembelian dari Kementerian Kesehatan Ukraina," ujarnya dalam pelepasan ekspor jarum suntik secara virtual, Kamis (26/8). 


Jahja menyebut, pemerintah Ukraina dan Oneject telah menyepakati pembelian alat suntik ADS sebanyak 30 juta piece pada akhir Juni 2021.  

Baca Juga: Oneject Indonesia segera rampungkan pabrik jarum suntik di Cikarang

Jika ditotal, pada hari ini Oneject melepas 150 juta piece alat suntik ADS untuk ekspor perdana ke Unicef dan Ukraina. Nilai ekspor ini sebesar US$ 10,5 juta.

Penjualan ekspor alat suntik ADS ini bukan kali pertama dilakukan Oneject. Sebelumnya, produsen alat kesehatan ini sudah melakukan ekspor ke Italia, Jerman, Nepal, Kuba, Pakistan, Algeria, Kenya, Tanzania, Sri Lanka dan juga penjualan ke lembaga internasional lainnya sejak tahun 2008. 

Tahun ini, selain Unicef dan Ukraina, proses negosiasi penjualan juga sedang berjalan dengan negara-negara lain di Afrika, Jerman, Kanada, Srilanka dan India.

Jahja menuturkan, pembelian dari Unicef ini merupakan momen yang penting bagi Oneject. Bagaimana produk alat suntik Indonesia dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mencapai 60% mendapat kepercayaan untuk menjadi bagian program Vaksinasi global Unicef dan Negara-Negara global. 

Sebagai informasi tambahan, tahun ini, Unicef akan memasok hingga 1 miliar jarum suntik ke berbagai negara berkembang di dunia sebagai bagian program vaksinasi global untuk Covid-19.

Jahja mengungkapkan, sebelum adanya pandemi Covid-19 , data WHO mengatakan kurang lebih dibutuhkan 16 miliar suntikan diberikan setiap tahun, dengan perincian 5% – 10% untuk vaksinasi dan imunisasi. Sementara dengan adanya pandemi ini, dunia membutuhkan antara 8 miliar - 10 miliar jarum suntik hanya untuk vaksin Covid-19 saja.

Jahja bilang, inilah yang menjadi tantangan bagi produsen alat suntik global saat ini, yaitu bagaimana bisa menyelesaikan dampak dari kenaikan permintaan yang lebih cepat dari peningkatan produksi. 

"Di tahun ini, atau bulan Oktober mendatang, Oneject akan menyelesaikan pabrik barunya dengan kapasitas 900 juta, sehingga total kapasitas keseluruhan yang dimiliki sebesar 1,2 miliar alat suntik ADS dan Safety Needle” kata Jahja.

Dengan kapasitas sebesar 1,2 miliar alat suntik ADS dan Safety Needle per tahun, Oneject memastikan bahwa kebutuhan alat suntik untuk vaksinasi Covid-19 di Indonesia dan untuk kebutuhan lainnya dapat terpenuhi. 

Bahkan porsi ekspor akan meningkat, sehingga kontribusi ekspor dari alat kesehatan akan mengalami peningkatan. Semakin meningkatnya porsi penjualan ekspor yang disertai dengan meluasnya penyebaran basis geografis negara pembeli, menjadi dasar pertimbangan Oneject untuk melakukan kembali peningkatan kapasitas produksi di tahun depan. 

"Di tahun depan, kami berencana kembali menambah kapasitas secara bertahap menjadi 2 miliar alat suntik, untuk peningkatan tersebut kami hanya tinggal menambah jumlah line mesin saja karena bangunan pabrik baru saat ini sudah mengakomodiasi rencana tersebut," kata Jahja. 

Soal dengan sumber pendanaan, manajemen Oneject akan memprioritaskan opsi ekuitas untuk bisa menjaga struktur modal yang optimal. 

Sementara itu, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, saat ini Oneject masih mengimpor jarum suntiknya. Ke depannya, pasokan stainless steel diharapkan bisa dipasok dari Morowali. 

"Dengan demikian, local content alat suntik Oneject ini bisa naik menjadi 80% nantinya," kata Luhut. 

Luhut mengatakan, pemerintah bertekad di masa pandemi ini, kebutuhan alat kesehatan dan obat-obatan sebanyak mungkin dibuat di dalam negeri. 

Selanjutnya: Meski permintaan alkes melonjak, suplai Itama Ranoraya (IRRA) lancar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat