KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Piala Dunia sepak bola FIFA World Cup 2022 menjadi acara olahraga terbesar dalam kalender dunia bahkan melebihi hajatan Olimpiade. Lebih dari lima miliar orang diperkirakan akan menonton pertandingan olahraga yang spektakuler di Qatar FIFA World Cup 2022 yang dimulai hari ini hingga pertengahan Desember 2022. Adapun lebih dari satu juta orang datang untuk menonton langsung pertandingan di FIFA World Cup 2022 tersebut.
Ada banyak sekali uang yang dikeluarkan untuk acara seperti ini. Mulai dari penjualan tiket dan merchandise FIFA World Cup 2022 hingga sponsor perusahaan, hadiah uang, dan pariwisata.
Baca Juga: Kolaborasi Telkomsel & Vidio Suguhkan Paket Nonton 64 Pertandingan World Cup 2022 Tapi, untuk negara tuan rumah, apakah itu layak secara finansial? Jawaban singkatnya adalah tidak. Sebagian besar negara tuan rumah Piala Dunia menghabiskan puluhan miliar dollar Amerika Serikat untuk persiapan. Mulai dari membangun infrastruktur, membangun hotel, dan sebagainya. Sebagian besar dari itu sering kali tidak dapat diperoleh kembali atau memberikan imbal hasil, setidaknya tidak dalam bentuk uang tunai.
Piala Dunia FIFA World Cup 2022 tentu saja adalah pemintal uang. Misalnya hak siar TV untuk Piala Dunia 2018 di Rusia dijual ke penyiar di seluruh dunia seharga US$ 4,6 miliar. Tapi penghasilan itu disimpan masuk kantong FIFA, badan pengatur sepak bola dunia. Begitu juga hasil penjualan tiket FIFA World Cup 2022, yang dilakukan oleh anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh FIFA. Hak pemasaran, yang menghasilkan lebih dari US$ 1 miliar pada siklus 2018, juga dipegang oleh FIFA.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Pemain Sepak Bola Berpengaruh di Instagram Badan itu, bagaimanapun, menanggung biaya utama untuk menjalankan turnamen FIFA World Cup 2022. Mereka akan membayar Qatar untuk pelaksanaan FIFA World Cup 2022 di wilayahnya sebesar US$ 1,7 miliar, meskipun itu termasuk pot hadiah US$ 440 juta untuk tim. Tetapi Qatar diketahui telah menghabiskan lebih dari US$ 200 miliar untuk persiapan Piala Dunia FIFA World Cup 2022. Anggaran itu dipakai untuk membangun infrastruktur FIFA World Cup 2022 dan sekitarnya – hotel dan fasilitas rekreasi, merombak seluruh jaringan jalan dan transportasi serta membangun sistem kereta api. Dengan lebih dari satu juta pengunjung dari luar negeri diharapkan selama turnamen FIFA World Cup 2022 selama sebulan, negara tuan rumah akan melihat lonjakan pariwisata. Selain itu penjualan untuk industri perhotelan, pemilik restoran dan sejenisnya juga akan meningkat selama FIFA World Cup 2022 . Tetapi lonjakan seperti itu membutuhkan kapasitas ekstra untuk dibangun, yang biayanya biasanya jauh lebih besar daripada pendapatan yang dihasilkan dalam jangka pendek.
Baca Juga: Kolaborasi IndiHome dengan Platform Vidio Siap Manjakan Penggemar FIFA World Cup 2022 Dan siapa yang diuntungkan dalam jangka pendek dari FIFA World Cup 2022 ? Forum Ekonomi Dunia melaporkan: “Harga hotel naik selama acara terjual habis, tetapi upah pekerja jasa di Qatar tidak selalu naik dengan jumlah yang sama. Ini berarti pengembalian modal cenderung lebih besar daripada pengembalian tenaga kerja.” Acara olahraga internasional besar-besaran menjembatani perbedaan masyarakat dan menyatukan orang melintasi perbatasan – Olimpiade Musim Dingin 2018 menampilkan Korea Utara dan Selatan memasuki stadion di bawah bendera yang sama. Acara-acara ini juga mendorong anak-anak untuk berolahraga – yang memiliki manfaat ekonomi bagi sistem perawatan kesehatan negara tuan rumah di kemudian hari.
Bagi negara tuan rumah, Piala Dunia FIFA World Cup 2022 adalah tentang kebanggaan, kehormatan, dan publisitas, lebih dari sekadar menghasilkan uang. Menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA World Cup 2022 adalah negara yang membuka tangan dan rumahnya dan berkata kepada dunia: "Hayya, Anda kami sambut di sini" Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar