Jakarta. Ongkos menjaga stabilitas moneter oleh Bank Indonesia (BI) sangat mahal. Akibatnya, BI memperkirakan tahun ini akan tekor Rp 1,9 triliun. Bahkan, tahun depan defisit BI akan membengkak menjadi Rp 22,4 triliun. "Ongkos moneter jadi biaya terbesar di anggaran BI. Ini untuk menjaga likuiditas agar tidak lebih dan tidak kurang," kata Pejabat Sementara Gubernur BI Darmin Nasution saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (16/11). Beban terbesar dalam ongkos moneter tersebut adalah untuk membayar bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). BI memang masih mempertahankan bunga SBI dan patokan suku bunga BI Rate jauh di atas tingkat inflasi.
Ongkos SBI Mahal, BI Bisa Tekor Rp 22 T
Jakarta. Ongkos menjaga stabilitas moneter oleh Bank Indonesia (BI) sangat mahal. Akibatnya, BI memperkirakan tahun ini akan tekor Rp 1,9 triliun. Bahkan, tahun depan defisit BI akan membengkak menjadi Rp 22,4 triliun. "Ongkos moneter jadi biaya terbesar di anggaran BI. Ini untuk menjaga likuiditas agar tidak lebih dan tidak kurang," kata Pejabat Sementara Gubernur BI Darmin Nasution saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (16/11). Beban terbesar dalam ongkos moneter tersebut adalah untuk membayar bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). BI memang masih mempertahankan bunga SBI dan patokan suku bunga BI Rate jauh di atas tingkat inflasi.