JAYAPURA. Untuk saat ini, sulit menemukan properti dengan harga terjangkau di Papua, terutama ibukota Jayapura. Harga properti sudah menembus angka Rp 400 jutaan untuk tipe terkecil. Sementara tipe menengah sudah mencapai miliaran rupiah. Direktur Ciputra Group, Harun Hajadi, mengatakan, sangat sulit mencari format pengembangan properti untuk kelas menengah ke bawah di Papua atau kawasan lainnya di luar Pulau Jawa. Pasalnya, ongkos konstruksi sangat tinggi akibat kendala logistik. "Kendala logistik material bangunan ini yang menyebabkan ongkos konstruksi menjadi lebih tinggi 20% dibanding dengan ongkos konstruksi di Pulau Jawa. Sekarang saja ongkos konstruksi di Jayapura sekitar Rp 4,5 juta per meter persegi. Sementara harga lahannya sudah mencapai Rp 3 juta hingga Rp 5 juta meter persegi," ungkap Harun kepada Kompas.com, Senin (9/6/2014).
Ongkos tinggi, harga properti di Papua melonjak
JAYAPURA. Untuk saat ini, sulit menemukan properti dengan harga terjangkau di Papua, terutama ibukota Jayapura. Harga properti sudah menembus angka Rp 400 jutaan untuk tipe terkecil. Sementara tipe menengah sudah mencapai miliaran rupiah. Direktur Ciputra Group, Harun Hajadi, mengatakan, sangat sulit mencari format pengembangan properti untuk kelas menengah ke bawah di Papua atau kawasan lainnya di luar Pulau Jawa. Pasalnya, ongkos konstruksi sangat tinggi akibat kendala logistik. "Kendala logistik material bangunan ini yang menyebabkan ongkos konstruksi menjadi lebih tinggi 20% dibanding dengan ongkos konstruksi di Pulau Jawa. Sekarang saja ongkos konstruksi di Jayapura sekitar Rp 4,5 juta per meter persegi. Sementara harga lahannya sudah mencapai Rp 3 juta hingga Rp 5 juta meter persegi," ungkap Harun kepada Kompas.com, Senin (9/6/2014).