JAKARTA. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi E.E. Mangindaan akhirnya menyetujui usulan pembentukan Otoritas Pelabuhan (OP), Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP), dan Syahbandar di empat pelabuhan utama. Empat pelabuhan utama yang dimaksud adalah Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Belawan (Medan) dan Makassar (Sulawesi Selatan). Mangindaan menyetujui usulan Kementerian Perhubungan (Kemhub) atas organisasi dan tata kerja ketiga lembaga tersebut melalui surat bernomor B/2237 tertanggal 7 Oktober 2010. "Surat Menpan masuk Kamis (7/10) lalu. Setelah Menhub mengetahui hal ini, akan segera dibentuk OP, UPP dan Syahbandar di empat pelabuhan utama sebagai tahap awal. Bulan ini juga akan selesai pembentukannya karena personil dari Pegawai Negeri Sipil sudah dipersiapkan," kata Dirjen Perhubungan Laut Sunaryo, akhir pekan lalu.Menurut Sunaryo, tiga lembaga itu akan menggantikan kantor administrator pelabuhan dan kantor pelabuhan yang selama ini menjalankan tugas pemerintahan di pelabuhan. Dengan adanya lembaga baru ini akan secara tegas memisahkan peran regulator dan operator di pelabuhan yang selama ini bias dijalankan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).Karena itulah menurut Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Ditjen Perhubungan Laut Suwandi Saputro, pemerintah diwakili Kementerian BUMN akan memisahkan sebagian aset milik Pelindo I-IV menjadi milik tiga lembaga tersebut. Pemisahan aset ditargetkan selesai November nanti."Selain itu setiap perusahaan yang ingin melakukan kegiatan pengelolaan terminal khusus harus melakukan kontrak kerja sama dengan OP. Sebelumnya kontrak dilakukan dengan Pelindo I–IV," jelasnya. Sementara Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) Toto Dirgantoro menyambut baik pemebentukan OP. Depalindo meminta personil yang ditempatkan di instansi tersebut memiliki visi bisnis dan berintegritas."Karena akan banyak Badan Usaha Pelabuhan (BUP) yang berkompetisi di pelabuhan nantinya," katanya. Mengevaluasi kontrak Pelindo
OP terbentuk, kontrak Pelindo diambil alih
JAKARTA. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi E.E. Mangindaan akhirnya menyetujui usulan pembentukan Otoritas Pelabuhan (OP), Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP), dan Syahbandar di empat pelabuhan utama. Empat pelabuhan utama yang dimaksud adalah Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Belawan (Medan) dan Makassar (Sulawesi Selatan). Mangindaan menyetujui usulan Kementerian Perhubungan (Kemhub) atas organisasi dan tata kerja ketiga lembaga tersebut melalui surat bernomor B/2237 tertanggal 7 Oktober 2010. "Surat Menpan masuk Kamis (7/10) lalu. Setelah Menhub mengetahui hal ini, akan segera dibentuk OP, UPP dan Syahbandar di empat pelabuhan utama sebagai tahap awal. Bulan ini juga akan selesai pembentukannya karena personil dari Pegawai Negeri Sipil sudah dipersiapkan," kata Dirjen Perhubungan Laut Sunaryo, akhir pekan lalu.Menurut Sunaryo, tiga lembaga itu akan menggantikan kantor administrator pelabuhan dan kantor pelabuhan yang selama ini menjalankan tugas pemerintahan di pelabuhan. Dengan adanya lembaga baru ini akan secara tegas memisahkan peran regulator dan operator di pelabuhan yang selama ini bias dijalankan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).Karena itulah menurut Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Ditjen Perhubungan Laut Suwandi Saputro, pemerintah diwakili Kementerian BUMN akan memisahkan sebagian aset milik Pelindo I-IV menjadi milik tiga lembaga tersebut. Pemisahan aset ditargetkan selesai November nanti."Selain itu setiap perusahaan yang ingin melakukan kegiatan pengelolaan terminal khusus harus melakukan kontrak kerja sama dengan OP. Sebelumnya kontrak dilakukan dengan Pelindo I–IV," jelasnya. Sementara Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) Toto Dirgantoro menyambut baik pemebentukan OP. Depalindo meminta personil yang ditempatkan di instansi tersebut memiliki visi bisnis dan berintegritas."Karena akan banyak Badan Usaha Pelabuhan (BUP) yang berkompetisi di pelabuhan nantinya," katanya. Mengevaluasi kontrak Pelindo