ORAN. OPEC telah setuju untuk memangkas produksinya sebesar 2,2 juta barel per hari. Penyusutan produksi ini merupakan yang terbesar yang pernah ada, sebagai upaya untuk menahan agar harga minyak tak makin terpeleset ke level yang paling mini. Pengguntingan kali ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan dalam tiga bulan. Dus, total sejak September lalu, OPEC sepakat untuk mengurangi produksinya sebanyak 4,2 juta barel per hari, atau hampir 12% dari kapasitas yang mereka biasa produksi saban harinya. Sayangnya, upaya OPEC ini tak langsung membikin harga minyak tertolong. Minyak mentah untuk pengiriman Januari di Nymex, justru terjungkal 8% atau US$ 3,54 ke level US$ 40,06 per barel pada perdagangan hari Rabu (17/12) kemarin. “Masih ada begitu banyak orang yang masih skeptis,” kata Jan Stuart, energy analyst dari UBS. Setelah harga minyak kian menanjak selama hampir satu dekade, eksportir besar kini tengah berjuang memerangi perekonomian yang melemah yang membuat konsumsi minyak menyusut dan harga minyak yang tergelincir. Barangkali Anda ingat tahun 1998, minyak sempat terjepit hingga di bawah US$ 10 per barel. OPEC pun meminta produsen minyak untuk mengerem produksinya. “Kami ingin negara-negara yang tidak tergabung dalam OPEC untuk ikut berpartisipasi (dalam pemangkasan ini-red), dan tidak hanya mengambil untung dari pemangkasan yang dibuat oleh OPEC,” kata Chakib Khelil, presiden OPEC. Khelil menegaskan bahwa kelompok ini ingin mengurangi persediaan yang kini kian menggemuk dan cukup untuk memenuhi persediaan selama 57 hari. OPEC juga berniat untuk mengembalikan minyak ke level US$ 70 hingga US$ 80 per barel.
OPEC Babat Produksinya 2,2 Juta Barel per Hari
ORAN. OPEC telah setuju untuk memangkas produksinya sebesar 2,2 juta barel per hari. Penyusutan produksi ini merupakan yang terbesar yang pernah ada, sebagai upaya untuk menahan agar harga minyak tak makin terpeleset ke level yang paling mini. Pengguntingan kali ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan dalam tiga bulan. Dus, total sejak September lalu, OPEC sepakat untuk mengurangi produksinya sebanyak 4,2 juta barel per hari, atau hampir 12% dari kapasitas yang mereka biasa produksi saban harinya. Sayangnya, upaya OPEC ini tak langsung membikin harga minyak tertolong. Minyak mentah untuk pengiriman Januari di Nymex, justru terjungkal 8% atau US$ 3,54 ke level US$ 40,06 per barel pada perdagangan hari Rabu (17/12) kemarin. “Masih ada begitu banyak orang yang masih skeptis,” kata Jan Stuart, energy analyst dari UBS. Setelah harga minyak kian menanjak selama hampir satu dekade, eksportir besar kini tengah berjuang memerangi perekonomian yang melemah yang membuat konsumsi minyak menyusut dan harga minyak yang tergelincir. Barangkali Anda ingat tahun 1998, minyak sempat terjepit hingga di bawah US$ 10 per barel. OPEC pun meminta produsen minyak untuk mengerem produksinya. “Kami ingin negara-negara yang tidak tergabung dalam OPEC untuk ikut berpartisipasi (dalam pemangkasan ini-red), dan tidak hanya mengambil untung dari pemangkasan yang dibuat oleh OPEC,” kata Chakib Khelil, presiden OPEC. Khelil menegaskan bahwa kelompok ini ingin mengurangi persediaan yang kini kian menggemuk dan cukup untuk memenuhi persediaan selama 57 hari. OPEC juga berniat untuk mengembalikan minyak ke level US$ 70 hingga US$ 80 per barel.