OPEC+ Menunda Pertemuan Kebijakan untuk Bahas Produksi hingga 5 Desember



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Aliansi negara-negara penghasil minyak OPEC+ memutuskan untuk menunda pertemuan berikutnya tentang kebijakan produksi hingga 5 Desember dari 1 Desember untuk menghindari konflik dengan acara lain.

Mengutip Reuters, Kamis (28/11), dalam sebuah pernyataan, OPEC mengatakan KTT negara-negara Teluk Arab akan diadakan di Kota Kuwait pada 1 Desember yang direncanakan akan dihadiri oleh beberapa menteri OPEC+.

"Hari Minggu tidak cocok untuk semua orang," kata seorang sumber kepada Reuters sebelum pengumuman resmi.


Baca Juga: OPEC+ Postpones Output Policy Meeting to December, 5

Para menteri utama OPEC+ telah mengadakan pembicaraan menjelang pertemuan tersebut. 

Sumber-sumber OPEC+ mengatakan akan ada diskusi mengenai penundaan lebih lanjut terhadap peningkatan produksi minyak yang akan dimulai pada bulan Januari.

Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, kepala de facto Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), pada hari Rabu melakukan panggilan telepon dengan Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak dan Menteri Energi Kazakhstan Almasadam Satkaliyev saat berada di Kazakhstan dalam kunjungan resmi.

Irak, Arab Saudi, dan Rusia mengadakan pembicaraan di Baghdad pada hari Selasa.

OPEC+, yang terdiri dari OPEC dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, memproduksi sekitar setengah dari minyak dunia. Kelompok tersebut bertujuan untuk secara bertahap menghentikan pemotongan produksi minyak hingga tahun 2025 yang diperkenalkan untuk membantu mendukung harga.

Namun, perlambatan permintaan minyak di China dan global serta meningkatnya produksi di luar kelompok tersebut menjadi hambatan bagi rencana kenaikan produksi OPEC+.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Karena Kenaikan Stok Bensin AS, Pasar Menanti Rapat OPEC+

OPEC+ pada tanggal 3 November kembali menunda kenaikan produksi pertamanya yang telah ditetapkan untuk bulan Desember selama satu bulan.

Anggota OPEC+ menahan produksi sebesar 5,86 juta barel per hari (bph), atau sekitar 5,7% dari permintaan global.

Peningkatan pertama yang direncanakan sekitar 180.000 barel per hari, akan dilakukan oleh delapan anggota yang terlibat dalam pemangkasan terbaru kelompok tersebut.

Selanjutnya: Harga Pangan Malut : Cabai, Ikan & Bawang Naik, Kamis (28/11)

Menarik Dibaca: 6 Bunga Pembawa Keberuntungan yang Menambah Keceriaan di Momen Natal

Editor: Herlina Kartika Dewi