OPEC umumkan strategi baru pada Juni 2018



KONTAN.CO.ID - ABU DHABI. Produsen minyak yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countrie (OPEC) dan non-OPEC pada Juni mendatang, berencana mengumumkan strategi keluar dari kesepakatan pemotongan pasokan minyak global. Namun, bukan berarti kesepakatan akan berakhir saat itu juga.

Meski demikian, Menteri Energi Uni Emirat Arab (UEA), Suhail bin Mohammed al-Mazroui mengatakan, terlalu dini untuk membicarakan tentang bentuk strategi tersebut sebelum Juni 2018. 

"Kami akan mengumumkan sebuah strategi dalam pertemuan bulan Juni. Itu tidak berarti kami akan keluar pada Juni. Maksudnya, kami akan menghasilkan strategi," kata al-Mazroui di Abu Dhabi seperti dilansir Reuters, Senin (11/12).


"Mudah-mudahan pasar akan berada dalam posisi yang jauh lebih baik bagi kami untuk dapat mengumumkan strategi keluar," imbuhnya.

Asal tahu saja, OPEC, Rusia dan produsen lainnya akan bertemu kembali pada Juni mendatang untuk mengevaluasi kesepakatan pemotongan produksi. Pada pertemuan terakhir, 30 November lalu, mereka sepakat memperpanjang pemotongan pasokan sekitar 1,8 juta barel sehari hingga akhir 2018, sebagai upaya menciptakan keseimbangan pasar.

Menurut al-Mazroui, tidak ada yang bisa memberi tahu apa bentuk strategi itu dan bagaimana hal itu akan dilakukan, sebelum pertemuan semua pihak. "Setiap suara diperhitungkan dalam kelompok ini. Tidak adil bagi siapa pun untuk memprediksi," lanjutnya. UEA akan memegang jabatan presiden dari 14 negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC pada 2018 mendatang.

Sebelumnya, Minggu (10/12), Menteri Perminyakan Kuwait, Essam al-Marzouq juga mengatakan, sebelum Juni, OPEC dan produsen minyak lainnya akan mempelajari kemungkinan strategi keluar dari kesepakatan global.

"Saya pikir kesepakatan itu telah berjalan dengan sempurna. Kami sangat optimistis dengan pertumbuhan tahun depan, baik pertumbuhan ekonomi dunia maupun pertumbuhan permintaan," kata al-Marzouq.

Rusia, yang tahun ini mengurangi produksi secara signifikan, telah menyampaikan pesan yang jelas mengenai bagaimana caranya keluar dari pemotongan produksi, sehingga pasar tidak mengalami defisit yang cepat, harga tidak naik terlalu cepat, dan produsen shale oil Amerika Serikat tidak meningkatkan produksi lebih lanjut.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak, Rabu (6/12), menyebut terlalu dini untuk membicarakan kemungkinan keluar dari kesepakatan tersebut, dan penarikan akhirnya harus dilakukan secara bertahap. Menurutnya, mungkin diperlukan waktu antara tiga hingga enam bulan untuk keluar dari kesepakatan tersebut, tergantung pada keadaan pasar minyak global dan permintaan minyak mentah.

Editor: Dupla Kartini