KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Royal Dutch Shell yang berniat melepas hak partisipasi di Blok Masela disebutkan telah memulai tahapan open data demi mencari pembeli 35% saham di blok tersebut. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan sejauh ini perizinan baru diberikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk investor yang beroperasi di dalam negeri. "Iya ada (yang berminat). Kan perlu persetujuan ESDM yang overseas (luar negeri) belum dapat persetujuan," ungkap Dwi di Jakarta, Selasa (4/8).
Baca Juga: Pemprov Maluku dan Petrotekno teken MoU penyiapan tenaga kerja Masela Dwi menambahkan, sejauh ini sudah ada perusahaan dari luar yang menyatakan minat. Sayangnya, ia masih enggan merinci mengenai hal tersebut. Adapun, Dwi mengakui kondisi pandemi covid-19 menjadi penghambat dalam proses open data. Pasalnya selama ini para calon investor yang tertarik akan datang ke Indonesia untuk melihat data potensi blok migas. Sementara itu, mengenai niatan perusahaan yang beroperasi di dalam negeri, Dwi mengungkapkan belum mendapatkan laporan terbaru. Sebelumnya, SKK Migas memprediksi proses divestasi Shell di Masela baru akan rampung di 2021 mendatang. Adapun, mengutip energyvoice.com Shell mengincar dana senilai US$ 2,2 miliar dari proses divestasi 35% hak partisipasinya itu. Besaran angka itu dipaparkan oleh lembaga riset Rystad Energy. Kendati demikian, Rystad memperkirakan akan sulit bagi Shell mendapatkan pembeli sekalipun Proyek Masela yang terletak dekat dengan pasar Asia. Terlebih lagi, Blok Masela belum memasuki fase pengembangan. Baca Juga: Pengadaan lahan Masela tunggu Inpex lanjutkan survey AMDAL