Operasi komersial PLTU Tanjung Jati diperkirakan mundur hingga awal 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) menyatakan, progres konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 4 (Tanjung Jati B Unit 5&6) di Jepara, Jawa Tengah sudah mencapai 97%-98% per Desember 2020. Oleh karena itu, Director of Finance and Accounting United Tractors Iwan Hadiantoro mengatakan, PLTU ini sudah hampir memasuki operasi komersial. 

Meskipun begitu, menurut Iwan, karena pandemi Covid-19, pihaknya masih bernegosiasi dengan PT PLN (Persero) untuk menentukan dimulainya operasi PLTU Tanjung Jati ini. "Kami prediksi akan ada kemunduran sekitar enam bulan dari target awal kami sehingga baru akan mulai beroperasi di awal tahun 2022 nanti," tutur Iwan dalam konferensi pers virtual, Jumat (9/4). 

Sebelumnya, United Tractors menargetkan, PLTU berkapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW) dapat beroperasi pada bulan Mei 2021 dan unit kedua akan beroperasi pada September 2021. Lebih lanjut, Iwan menuturkan, PLTU Tanjung Jati B Unit 5& 6 ini membutuhkan pasokan batubara sekitar 7,5 juta ton per tahun. Nantinya, sebagian kebutuhan batubara ini akan dipasok oleh salah satu kelompok usaha United Tractors. 


Baca Juga: PLN: Ada tambahan 3.000 MW pembangkit listrik di sistem Jawa-Madura-Bali tahun ini

Sebagaimana diketahui, entitas usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini memiliki anak usaha di sektor pertambangan batubara, yakni PT Tuah Turangga Agung (TTA). “TTA akan berkontribusi sekitar 2 sampai 2,5 juta ton per tahun untuk kebutuhan batubara di PLTU Tanjung Jati,” kata Iwan.

Sebagai informasi, proyek pembangkit listrik ini dikelola oleh PT Bhumi Jati Power (BJP), independent power producer (IPP) yang dimiliki oleh konsorsium tiga perusahaan. Ketiga perusahaan tersebut terdiri dari Sumitomo Corporation dengan 50% kepemilikan, United Tractors sebanyak 25% saham, dan The Kansai Electric Power Co Inc yang mengempit 25% saham melalui anak perusahaannya.

Rencananya PLTU Tanjung Jati B unit 5 dan 6 ini akan memasok listrik ke PLN selama 25 tahun sejak beroperasi. Adapun megaproyek ini ditaksir menghabiskan dana investasi hingga US$ 4,2 miliar.

Baca Juga: Tambah kapasitas pabrik Martabe, United Tractors (UNTR) alokasikan capex US$ 120 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati