KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan siap mengatur operator Bandara Baru Internasional Yogyakarta (New Yogyakarta International Airport/ NYIA) dan bandara-bandara sekitarnya yaitu Bandara Adi Sutjipto Yogya dan Bandara Adi Sumarmo Solo dengan konsep
multy airport system. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesthi mengatakan, sebagai regulator penerbangan nasional pihaknya menilai bandara baru ini akan dikembangkan untuk melayani penerbangan domestik jarak jauh dan internasional dengan waktu tempuh penerbangan lebih dari satu jam. "Sementara Bandara Adi Sutjipto akan dipakai untuk penerbangan jarak dekat dan penerbangan
general aviation. Dan Bandara Adi Sumarmo juga akan tetap dikembangkan untuk domestik dan internasional," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (14/12).
Sekadar tahu saja, saat ini Polana bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sedang meninjau pembangunan proyek Bandara Baru Internasional Yogyakarta. Dengan demikian, diharapkan bandara baru ini akan mempunyai
runway yang lebih panjang dan kapasitas terminal penumpang dan kargo yang jauh lebih besar dari bandara lama di Yogyakarta. Sehingga ke depan bisa melayani pesawat besar seperti Boeing B777, Airbus A380, A330 dan lainnya yang mampu terbang jarak jauh dan membawa banyak penumpang. "Jadi dia akan bisa menjadi bandara pengumpul bagi bandara-bandara di sekitarnya," ujar Polana. Beberapa rute internasional yang ditargetkan bisa dilayani dari bandara baru ini misalnya dari Jepang, China dan Korea serta Arab Saudi untuk penerbangan umroh. Untuk menunjang
multy airport system ini juga sudah disiapkan dukungan multimoda berupa kereta api dan bus untuk mengangkut penumpang bolak-balik dari bandara lama yaitu Bandara Adi Sutjipto menuju Bandara Baru Internasional Yogyakarta. Dari bandara lama menuju bandara baru bisa ditempuh dengan kereta selama 30 menit dilanjutkan bus selama 10 menit. Atau bisa menggunakan transportasi darat melalui jalan raya selama sekitar 1,5 jam perjalanan. "Dengan
multy airport system ini operasional tiga bandara akan saling melengkapi dan dengan demikian bisa dikembangkan bisnisnya bersama-sama. Daerah sekitar bandara juga akan bisa lebih hidup dan meningkat perekonomiannya," lanjut Polana lagi. Dari tinjauan lapangan hari ini, pembangunan seluruh infrastruktur Bandara Baru Internasional Yogyakarta baik dari sisi
landside maupun
airside sudah mencapai 19%. Targetnya bisa mencapai 50% pada bulan April 2019, dimana untuk minimum operasional akan dioperasikan terminal Internasional.
Sedangkan untuk sisi
airside seperti
runway, taxiway dan apron ditargetkan pada bulan April 2019 sudah selesai 100% dan bisa dioperasionalkan. Bandara Baru Internasional Yogyakarta ini akan mempunyai landasan pacu sepanjang 3.250 meter dan area parkir pesawat berkapasitas hingga 23 pesawat pada tahap I tahun 2019. Sedangkan tahap Ultimate ditargetkan landas pacu diperpanjang menjadi 3.600 meter dan pengembangan area parkir pesawat berkapasitas hingga 37 pesawat. Juga akan dilakukan pengembangan lanjutan terminal penumpang menjadi 236.000 meter persegi, yang mampu menampung hingga 25 juta penumpang pertahunnya. Sementara itu Bandara Adisutjipto saat ini memiliki luas 15.000 meter persegi dan hanya mampu melayani sekitar 1,8 juta penumpang per tahunnya, apron berkapasitas hanya 11 pesawat, dan
runway sepanjang 2.200 meter. Padahal jumlah pergerakan penumpang di Bandara Adisutjipto saat ini telah mencapai sekitar 8 juta penumpang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi