JAKARTA. Otoritas perbankan perlu bersabar untuk mewujudkan bisnis perbankan yang efisien. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan likuiditas ketat, bakal menggelembungkan lagi biaya operasional bank. Dus, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) bank pun diprediksi akan naik hingga akhir 2014. Padahal, pada awal tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan, rasio BOPO bank-bank di Indonesia sebesar 60%. Nelson Tampubolon, Dewan Komisioner OJK Bidang Perbankan mengakui, bank akan mengeluarkan biaya lebih tinggi akibat dari kenaikan harga BBM. Namun, bank masih memiliki ruang untuk memangkas biaya operasional. "Ke depan, BOPO bisa jadi tidak mudah untuk turun," kata Nelson kepada KONTAN, Senin (24/11). Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI), perbankan mencatat pertumbuhan BOPO menjelang tahun 2014. Rasio BOPO bank naik 179 bps menjadi 76,14% per September 2014, dibandingkan posisi 74,35% pada September 2013 (lihat tabel). Kenaikan BOPO tersebut lantaran biaya operasional tumbuh 21,36% menjadi Rp 331,30 triliun. Di sisi lain, pendapatan operasional hanya naik 18,51% menjadi Rp 435,14 triliun.
Operasional bank terkerek harga BBM
JAKARTA. Otoritas perbankan perlu bersabar untuk mewujudkan bisnis perbankan yang efisien. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan likuiditas ketat, bakal menggelembungkan lagi biaya operasional bank. Dus, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) bank pun diprediksi akan naik hingga akhir 2014. Padahal, pada awal tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan, rasio BOPO bank-bank di Indonesia sebesar 60%. Nelson Tampubolon, Dewan Komisioner OJK Bidang Perbankan mengakui, bank akan mengeluarkan biaya lebih tinggi akibat dari kenaikan harga BBM. Namun, bank masih memiliki ruang untuk memangkas biaya operasional. "Ke depan, BOPO bisa jadi tidak mudah untuk turun," kata Nelson kepada KONTAN, Senin (24/11). Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI), perbankan mencatat pertumbuhan BOPO menjelang tahun 2014. Rasio BOPO bank naik 179 bps menjadi 76,14% per September 2014, dibandingkan posisi 74,35% pada September 2013 (lihat tabel). Kenaikan BOPO tersebut lantaran biaya operasional tumbuh 21,36% menjadi Rp 331,30 triliun. Di sisi lain, pendapatan operasional hanya naik 18,51% menjadi Rp 435,14 triliun.