Operasional Tambang Kitadin Embalut Berakhir, Begini Dampaknya ke ITMG



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengumumkan bahwa Kitadin site Embalut, yang berlokasi di Desa Embalut, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kalimantan Timur, mengakhiri kegiatan operasi dan produksi tambang batubaranya sejak 25 Februari 2022. Saat ini Kitadin memasuki tahap pascatambang, dengan fokus pada masyarakat dan lingkungan.

Kitadin (KTD) memulai kegiatan penambangan sejak 1984 dengan nama PT Kitadin Corporation. KTD bergabung ke dalam naungan grup ITMG pada tahun 1994 dan entitas KTD berubah menjadi PT Kitadin pada 2001. 

Operasi dan produksi pertambangan batubara terus berlanjut dengan perubahan serta pembaruan izin terus dipenuhi oleh Perusahaan sesuai asas kepatuhan. KTD beroperasi pada luas wilayah 2.973 hektare, yang keseluruhannya berada pada wilayah area penggunaan lain (APL) non kehutanan.


Baca Juga: IHSG Menguat pada Rabu (2/3) Pagi, MEDC, ADRO, ITMG Top Gainers LQ45

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu mengatakan, jika melihat secara historis, produktivitas Kitadin Embalut memang sudah menurun setiap tahunnya. Sehingga, penutupan tersebut bukanlah berita yang mengagetkan. 

Per akhir 2021, produksi Kitadin tercatat sebesar 1,4 juta ton atau kurang dari 8% terhadap total produksi ITMG. Sehingga, menurut Dessy, penutupan tambang Kitadin tersebut belum memberikan dampak signifikan bagi ITMG.

“Terlebih tambang baru ITMG yaitu Graha Panca Karsa (GPK) diperkirakan akan mulai berkontribusi pada tahun ini,” terang Dessy kepada Kontan.co.id, Selasa (1/3).

Baca Juga: Laba Bersih Indo Tambangraya (ITMG) Melonjak 1.104%, Begini Rekomenasi Analis

Di tengah cuaca buruk dan hujan ekstrem, Indo Tambang mencatatkan produksi sebanyak 18,2 juta ton batubara sepanjang 2021. Realisasi ini menurun tipis 1,08% dari produksi tahun sebelumnya sebesar 18,4 juta ton.

Sementara itu, ITMG mencatatkan penjualan 20,1 juta ton batubara sepanjang 2021, menurun 5,18% dari volume penjualan pada tahun 2020 yang mencapai 21,2 juta ton.

Meski secara volume menurun, ITMG berhasil mencetak kenaikan kinerja keuangan. Dari sisi topline, ITMG mencatatkan pendapatan senilai US$ 2,07 miliar, naik 75,18% dari pendapatan pada 2020 sebesar US$ 1,18 miliar.

 
ITMG Chart by TradingView

Kenaikan pendapatan turut mendongkrak laba bersih Indo Tambangraya. Laba bersih emiten tambang batubara ini melejit hingga 1.104,9% menjadi US$ 475,57 juta di 2021. Padahal di tahun 2020, ITMG hanya mengempit laba bersih US$ 39,47 juta.

Jika melihat pencapaian laba bersih tahun lalu yang mencapai US$ 475 juta, Dessy menilai realisasi ini sebenarnya sudah cukup sejalan dengan ekspektasi Samuel Sekuritas Indonesia. Bahkan capaian ini berada di atas konsensus yang memperkirakan laba bersih ITMG sebesar US$ 414 juta.

Baca Juga: Laba Bersih Melonjak 1.104%, Simak Rekomendasi Saham Indo Tambangraya (ITMG)

Di sisi lain, industri batubara masih dipenuhi sejumlah sentimen. Penguatan harga batubara pada kuartal pertama 2022 ini, terutama pada bulan Februari 2022 sebagai dampak tensi Rusia-Ukraina sebenarnya di luar ekspektasi Dessy, dimana awalnya diperkirakan harga batubara global akan melandai pada tahun ini.

“Dengan melihat perkembangan tren harga, kami memperkirakan bahwa kinerja ITMG kuartal pertama 2022 ini akan cukup baik mengikuti tren positif pada kuartal keempat 2021 lalu,” pungkas Dessy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati