Operator berlomba tawarkan e-money



JAKARTA. Uang elektronik atau e-money menjadi layanan andalan yang diusung operator telekomunikasi untuk meningkatkan keuntungannya. Layanan yang berbasis Value Added Service (VAS) ini, diusung oleh tiga operator telekomunikasi terbesar di Indonesia yakni Telkomsel, Indosat, dan XL.

"Saat ini jumlah pelanggan XL Tunai kami 330.000," kata Hasnul Suhaimi, President Director PT XL Axiata Tbk yang dijumpai usai peluncuran layanan pengiriman uang elektronik lintas operator di Gedung Bank Indonesia Jakarta, Rabu (15/5).

Informasi saja, XL Tunai merupakan nama layanan e-money yang diusung XL. Hingga akhir tahun ini, XL ingin menggerus jumlah pelanggan XL Tunai hingga mencapai satu juta pelanggan. Oleh sebab itu, sebagai salah satu strategi menaikkan pelanggan, XL bekerja sama dengan dua operator Telkomsel dan Indosat menghadirkan layanan E-Money Interoperability (P2P Transfer) atau layanan pengiriman uang elektronik lintas operator.


Dengan adanya layanan pengiriman uang elektronik lintas operator ini, maka seluruh pelanggan tiga operator yang berjumlah sekitar 230 juta pelanggan dapat melakukan transaksi pengiriman uang. Misalnya, pelanggan TCASH (Telkomsel) dapat melakukan transaksi transfer ke pelanggan XL Tunai (XL) maupun ke pelanggan Dompetku (Indosat).

Tak hanya XL yang ingin menaikkan jumlah pelanggan uang elektronik. Telkomsel, sebagai operator terbesar di Indonesia juga berniat melebarkan sayap bisnisnya di segmen ini. Operator yang identik dengan warna merah ini mematok target transaksi dan jumlah pelanggan TCASH (nama layanan uang elektronik Telkomsel) meningkat 20%.

"Saat ini jumlah pelanggan TCASH Telkomsel yang sudah terdaftar ada 12 juta. Namun, yang aktif dan sudah secara penuh tervalidasi hanya 600.000," tandas Rudyanto Herlambang, Head of Mobile Payment and Digital Money Division Telkomsel.

Berbeda dengan XL dan Telkomsel yang membeberkan kenaikan pelanggan layanan uang elektronik, Indosat enggan memberikan informasinya. Saat ini, jumlah pelanggan Dompetku Indosat mencapai 300.000 pelanggan di kuartal pertama 2013.

"Kami akan lihat dulu penerimaan pasar bagaimana. Yang penting sekarang itu edukasinya dulu," tukas Fadzri Sentosa, Director and Chief Wholesales and Infrastructur Officer Indosat.

Terkait keamanan transaksi ini sendiri, Nonot Harsono, Komisioner dari Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mengatakan, bahwa layanan ini akan terjamin keamanannya, sebab Bank Indonesia (BI) sudah merestuinya.

Sementara itu, BRTI berwenang sebagai penyedia infrastruktur agar saluran ataupun bandwith yang digunakan selama transaksi berlangsung lancar. "Karena ini kan otoritas jasa keuangan ada di sini. Sudah ada peraturan BI yang mengacu tentang keamanan transaksional," pungkas Nonot kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri