KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sebuah dokumen tentang perkembangan registrasi kartu prabayar yang Kontan.co.id peroleh, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri mendeteksi adanya nomor induk kependudukan (NIK) yang sama bisa untuk registrasi hingga puluhan ribu kali dalam sehari. Ditjen Dukcapil mengindikasikan, terjadi registrasi pelanggan jasa telekomunikasi dengan memakai mesin atau robot. "Indikasi tersebut diperkuat dengan bisa dilakukan request satu NIK sebanyak 11 kali dalam satu detik," demikian bunyi dokumen yang Kontan.co.id terima awal pekan ini tersebut. Yang menarik, dalam dokumen Ditjen Dukcapil melampirkan screenshot operator telekomunikasi yang diduga menggunakan robot atau mesin. Siapa operator itu? Dengan pencarian salah satu nomor induk kependudukan, di sceeenshot Ditjen Dukcapil itu tertera username dan instansi Indosat mampu mendaftarkan empat sampai lima nomor bersenjatakan satu NIK hanya dalam waktu satu detik. Benarkah Indosat Ooredoo berani menggunakan robot untuk proses registrasi? Direktur Utama Indosat Ooredoo Joy Wahyudi menegaskan,terkait kebocoran yang terjadi murni ulah penjaga toko dan kebiasaan pelanggan. Ia mengimbau para pelanggan menjaga data pribadi dengan baik. Selain itu, ia meminta pelanggan melakukan registrasi sendiri dan tidak mempercayakan proses registrasi kartu kepada orang lain, termasuk penjaga toko dan lapak. Joy mengaku, hal ini terjadi di luar kendali Indosat Ooredoo maupun pemerintah. "Pemerintah tak melarang pelanggan menggunakan NIK dan kartu keluarga (KK) yang sama berkali-kali, jadi data tersebut bisa saja diduplikasi oleh pihak lain," tuturnya, Rabu (14/3). Sekadar mengingatkan, pendaftaran lewat sistem elektronik operator maksimal tiga nomor. Jika lebih, pelanggan harus menyambangi outlet operator atau mitra operator.
Operator ini diduga memakai robot untuk registrasi pelanggan, benarkah?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sebuah dokumen tentang perkembangan registrasi kartu prabayar yang Kontan.co.id peroleh, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri mendeteksi adanya nomor induk kependudukan (NIK) yang sama bisa untuk registrasi hingga puluhan ribu kali dalam sehari. Ditjen Dukcapil mengindikasikan, terjadi registrasi pelanggan jasa telekomunikasi dengan memakai mesin atau robot. "Indikasi tersebut diperkuat dengan bisa dilakukan request satu NIK sebanyak 11 kali dalam satu detik," demikian bunyi dokumen yang Kontan.co.id terima awal pekan ini tersebut. Yang menarik, dalam dokumen Ditjen Dukcapil melampirkan screenshot operator telekomunikasi yang diduga menggunakan robot atau mesin. Siapa operator itu? Dengan pencarian salah satu nomor induk kependudukan, di sceeenshot Ditjen Dukcapil itu tertera username dan instansi Indosat mampu mendaftarkan empat sampai lima nomor bersenjatakan satu NIK hanya dalam waktu satu detik. Benarkah Indosat Ooredoo berani menggunakan robot untuk proses registrasi? Direktur Utama Indosat Ooredoo Joy Wahyudi menegaskan,terkait kebocoran yang terjadi murni ulah penjaga toko dan kebiasaan pelanggan. Ia mengimbau para pelanggan menjaga data pribadi dengan baik. Selain itu, ia meminta pelanggan melakukan registrasi sendiri dan tidak mempercayakan proses registrasi kartu kepada orang lain, termasuk penjaga toko dan lapak. Joy mengaku, hal ini terjadi di luar kendali Indosat Ooredoo maupun pemerintah. "Pemerintah tak melarang pelanggan menggunakan NIK dan kartu keluarga (KK) yang sama berkali-kali, jadi data tersebut bisa saja diduplikasi oleh pihak lain," tuturnya, Rabu (14/3). Sekadar mengingatkan, pendaftaran lewat sistem elektronik operator maksimal tiga nomor. Jika lebih, pelanggan harus menyambangi outlet operator atau mitra operator.