KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bertepatan dengan pandemi Covid-19, anomali bisnis menimpa hampir semua pelaku industri pada tahun ini. Bahkan, momentum mudik Lebaran nanti tak akan menjadi musim ramai bagi operator jalan tol untuk menangguk pundi-pundi pendaptan berlebih. Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tak urung mempersempit ruang gerak masyarakat. Apalagi pemerintah kemudian memperkuat pembatasan mobilitas lewat larangan mudik Lebaran selama periode 24 April-31 Mei 2020 melalui Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) 25/2020. Sejumlah kendaraan seperti pengangkut logistik memang masih boleh lalu-lalang di jalan tol. Namun Asosiasi Tol Indonesia (ATI) memprediksi, trafik kendaraan segmen tersebut juga bakal berkurang. Meskipun, penurunannya tak sebesar mobil pribadi.
Komposisi kendaraan logistik di beberapa ruas tol tercatat sekitar 20%. Bahkan pada ruas-ruas tol tertentu, hanya 7%-10%. "Sehingga, secara umum tidak bisa menopang pendapatan," kata Kris Ade Sudiyono, Sekretaris Jenderal Asosiasi ATI yang juga menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Toll Road Business Group Astra Infra kepada KONTAN, Jumat (8/5). PT Jasa Marga Tbk (JSMR) juga mempersiapkan penurunan pendapatan selama mudik Lebaran. Namun persentase penyusutan pendapatan masih lebih kecil ketimbang penurunan volume kendaraan. "Karena golongan angkutan logistik berupa kendaraan besar diberi prioritas pada PSBB," tutur Agus Setiawan, Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga Tbk.