JAKARTA. Kemacetan yang terjadi di Merak-Bakauheni yang terjadi sejak 3 Februari lalu telah merugikan operator jalan tol Tangerang-Merak, PT Marga Mandala Sakti (MMS). Kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah.Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengaku masih menghitung nilai kerugian akibat antrean truk tersebut. Menurutnya, kerugian terjadi karena sejumlah kendaraan terpaksa dikeluarkan di Cilegon Barat atau Cilegon Timur.Kerugian juga timbul karena jumlah kendaraan yang melalui tol tersebut berkurang. Direktur Operasi MMS Sunarto Sastrowiyoto mengatakan, arus lalu lintas turun dari 6.500 kendaraan per hari menjadi 1.000 hingga 1.500 per hari. "Frekuensi komuter juga berkurang dan rambu-rambu di jalan tol pada sepanjang antrean banyak yang dirusak oleh para sopir truk," katanya, Selasa (1/3).Kerugian juga terjadi karena lapisan aspal jalan tol yang habis diperbaiki 2010 itu akan menjadi cepat rusak. "Rusaknya antara lain karena kena tetesan solar truk," katanya.Walaupun sebenarnya lapisan jalan tol tersebut masih menjadi tanggung jawab kontraktor, Sunarto mengatakan, kontraktor tidak lagi mau bertanggung jawab. "Mereka sudah berkirim surat bahwa hal itu bukan menjadi tanggung jawab mereka lagi," katanya.Menurut catatatan Kementerian Pekerjaan Umum, antrean panjang tersebut terjadi karena pengetatan masalah keamanan setelah kejadian kebakaran KM Lautan Teduh. Semalam (28/2), antrean sempat habis di jalan tol, tetapi pada Selasa pagi kemacetan kembali terjadi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Operator jalan tol Tangerang-Merak merugi gara-gara antrean truk
JAKARTA. Kemacetan yang terjadi di Merak-Bakauheni yang terjadi sejak 3 Februari lalu telah merugikan operator jalan tol Tangerang-Merak, PT Marga Mandala Sakti (MMS). Kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah.Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengaku masih menghitung nilai kerugian akibat antrean truk tersebut. Menurutnya, kerugian terjadi karena sejumlah kendaraan terpaksa dikeluarkan di Cilegon Barat atau Cilegon Timur.Kerugian juga timbul karena jumlah kendaraan yang melalui tol tersebut berkurang. Direktur Operasi MMS Sunarto Sastrowiyoto mengatakan, arus lalu lintas turun dari 6.500 kendaraan per hari menjadi 1.000 hingga 1.500 per hari. "Frekuensi komuter juga berkurang dan rambu-rambu di jalan tol pada sepanjang antrean banyak yang dirusak oleh para sopir truk," katanya, Selasa (1/3).Kerugian juga terjadi karena lapisan aspal jalan tol yang habis diperbaiki 2010 itu akan menjadi cepat rusak. "Rusaknya antara lain karena kena tetesan solar truk," katanya.Walaupun sebenarnya lapisan jalan tol tersebut masih menjadi tanggung jawab kontraktor, Sunarto mengatakan, kontraktor tidak lagi mau bertanggung jawab. "Mereka sudah berkirim surat bahwa hal itu bukan menjadi tanggung jawab mereka lagi," katanya.Menurut catatatan Kementerian Pekerjaan Umum, antrean panjang tersebut terjadi karena pengetatan masalah keamanan setelah kejadian kebakaran KM Lautan Teduh. Semalam (28/2), antrean sempat habis di jalan tol, tetapi pada Selasa pagi kemacetan kembali terjadi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News