JAKARTA. Sejumlah operator seluler mengklaim, masih mengembangkan jaringan frekuensi 2,3 giga heartz (GHz) di sejumlah daerah. Maklum, meski proyek ini sudah bergulir sejak 2009, Kementerian Komunikasi dan Informatika menilai proyek ini belum berjalan sesuai rencana. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara malah pernah melaporkan, kinerja operator seluler yang tidak membangun secara optimal frekuensi tersebut. Padahal, pemerintah berharap, proyek tersebut bisa membuat jaringan broadband wireless access (BWA) bisa optimal. Salah satu pemenang tender, PT First Media Tbk sendiri mengklaim, sudah membangun jaringan di frekuensi tersebut. Asal tahu saja, perusahaan ini mendapat izin penyelenggaraan jaringan tersebut di Sumatra dan Jabodetabek. "Kami kebagian 15 GHz di Jabodetabek dan saat ini sudah terbangun 3.200 menara BTS," terang Liryawati, Direktur Hubungan Investor First Media ke KONTAN, Senin (28/11).
Operator menggarap frekuensi 2,3 GHz
JAKARTA. Sejumlah operator seluler mengklaim, masih mengembangkan jaringan frekuensi 2,3 giga heartz (GHz) di sejumlah daerah. Maklum, meski proyek ini sudah bergulir sejak 2009, Kementerian Komunikasi dan Informatika menilai proyek ini belum berjalan sesuai rencana. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara malah pernah melaporkan, kinerja operator seluler yang tidak membangun secara optimal frekuensi tersebut. Padahal, pemerintah berharap, proyek tersebut bisa membuat jaringan broadband wireless access (BWA) bisa optimal. Salah satu pemenang tender, PT First Media Tbk sendiri mengklaim, sudah membangun jaringan di frekuensi tersebut. Asal tahu saja, perusahaan ini mendapat izin penyelenggaraan jaringan tersebut di Sumatra dan Jabodetabek. "Kami kebagian 15 GHz di Jabodetabek dan saat ini sudah terbangun 3.200 menara BTS," terang Liryawati, Direktur Hubungan Investor First Media ke KONTAN, Senin (28/11).