JAKARTA. Operator seluler mengeluhkan para pebisnis internet yang biasa disebut pemain over the top (OTT). Mereka dituding sebagai biang penyebab layanan data jadi kurang optimal. Pebisnis telekomunikasi ini pun meminta pemerintah membantu menata kerjasama antara operator dengan pebisnis ini. Asal tahu saja, OTT biasanya adalah perusahaan aplikasi yang mengisi layanan data operator seluler. Operator seluler mulai mewaspadai para OTT lantaran perusahaan ini mengambil keuntungan besar lewat jaringan yang dibangun operator. Contoh OTT global adalah Google, Facebook, Twitter, dan yang lain. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Indra Utoyo menyatakan, saat ini adalah era industri konten. Permasalahannya, industri konten banyak datang dari luar negeri. "Harus ada kerjasama yang seimbang dan jelas antara operator dengan OTT. Perlu mengendalikan akses strategis jaringan untuk menjaga keseimbangan bisnis," katanya, Kamis (11/12).
Operator selular lokal mau nego dengan OTT global
JAKARTA. Operator seluler mengeluhkan para pebisnis internet yang biasa disebut pemain over the top (OTT). Mereka dituding sebagai biang penyebab layanan data jadi kurang optimal. Pebisnis telekomunikasi ini pun meminta pemerintah membantu menata kerjasama antara operator dengan pebisnis ini. Asal tahu saja, OTT biasanya adalah perusahaan aplikasi yang mengisi layanan data operator seluler. Operator seluler mulai mewaspadai para OTT lantaran perusahaan ini mengambil keuntungan besar lewat jaringan yang dibangun operator. Contoh OTT global adalah Google, Facebook, Twitter, dan yang lain. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Indra Utoyo menyatakan, saat ini adalah era industri konten. Permasalahannya, industri konten banyak datang dari luar negeri. "Harus ada kerjasama yang seimbang dan jelas antara operator dengan OTT. Perlu mengendalikan akses strategis jaringan untuk menjaga keseimbangan bisnis," katanya, Kamis (11/12).