KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan operator telekomunikasi melempem selama semester pertama tahun ini. Kebijakan pembatasan jumlah kepemilikan nomor seluler prabayar dan registrasi ulang dinilai turut meneken kinerja operator telekomunikasi. Maklumlah, sudah sekian lama para operator menikmati bisnis gemuk dari penjualan kartu perdana atawa starter pack. Sebelumnya, operator leluasa menjual kartu perdana dan konsumen pun dimanjakan dengan kebiasaan gonta-ganti nomor baru. Tak pelak, kebijakan pembatasan jumlah kepemilikan nomor telepon dan kewajiban registrasi ulang membatasi ruang gerak operator seluler. Hal ini berimbas pada pendapatan operator telekomunikasi. Misalnya, pendapatan PT Indosat Tbk (ISAT) mencapai Rp 11,1 triliun di semester I-2018. Pencapaian tersebut merosot 27% year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 15,1 triliun. Adapun pendapatan ISAT pada kuartal II-2018 mencapai Rp 5,4 triliun, atau turun 5,6% dari kuartal sebelumnya Rp 5,7 triliun.
Operator seluler tertekan registrasi SIM card
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan operator telekomunikasi melempem selama semester pertama tahun ini. Kebijakan pembatasan jumlah kepemilikan nomor seluler prabayar dan registrasi ulang dinilai turut meneken kinerja operator telekomunikasi. Maklumlah, sudah sekian lama para operator menikmati bisnis gemuk dari penjualan kartu perdana atawa starter pack. Sebelumnya, operator leluasa menjual kartu perdana dan konsumen pun dimanjakan dengan kebiasaan gonta-ganti nomor baru. Tak pelak, kebijakan pembatasan jumlah kepemilikan nomor telepon dan kewajiban registrasi ulang membatasi ruang gerak operator seluler. Hal ini berimbas pada pendapatan operator telekomunikasi. Misalnya, pendapatan PT Indosat Tbk (ISAT) mencapai Rp 11,1 triliun di semester I-2018. Pencapaian tersebut merosot 27% year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 15,1 triliun. Adapun pendapatan ISAT pada kuartal II-2018 mencapai Rp 5,4 triliun, atau turun 5,6% dari kuartal sebelumnya Rp 5,7 triliun.