KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten operator telekomunikasi terus berkekspansi jangkauan jaringannya, terutama 4G.
Group Head Corporate Communications PT Indosat Ooredoo Tbk (
ISAT, anggota indeks
Kompas100) Turina Farouk mengatakan, pembangunan BTS 4G baru ISAT di tahun ini masih sesuai perencanaan. “Bahkan ada percepatan dalam dua bulan terakhir,” kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (7/4). Sayangnya, ia belum mau merinci jumlah BTS 4G yang sudah dibangun hingga saat ini. Sebelumnya, berdasarkan catatan Kontan.co.id, ISAT berencana membangun 18.000 BTS 4G baru pada 2019 dan bisa menjangkau 87% dari total populasi. Untuk itu, ISAT mengalokasikan belanja modal Rp 10 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 88% dialokasikan untuk pengembangan jaringan 4G. Asal tahu saja, per 2018, jumlah BTS 4G ISAT adalah sebanyak 17.000 BTS.
Tak mau kalah, Direktur Utama PT Smartfren Telecom Tbk (
FREN) Merza Fachys menjelaskan, saat ini manajemen tengah berekspansi jaringan. Tahun ini, FREN menargetkan bisa membangun 5.000 BTS baru yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. BTS yang dibangun sebagian besar untuk memperkuat wilayah
existing, sedangkan sebagian kecil menyasar kota-kota kecil yang potensial. Asal tahu saja, sampai dengan akhir tahun lalu, total BTS milik FREN mencapai 19.032 BTS yang tersebar di lebih 200 kota di Indonesia. Saat ini, jangkauan jaringan 4G FREN baru menyentuh sekitar 70% hingga 80% dari total populasi. Alasannya, jaringan FREN di timur Indonesia belum terbentuk. Saat ini, jangkauan di pulau Jawa sudah merata, sedangkan di Sumatera, Kalimantan, Bali dan NTB terus dikembangkan. Sementara itu, untuk wilayah timur Indonesia, manajemen terus memperluas jangkauannya di sekitar Sulawesi Selatan dan terus akan membuka lebih ke timur dengan adanya Palapa Ring Timur. "Akan kami lanjutkan pembukaan daerah baru, dengan begitu kami akan dapat pelanggan baru. Setiap daerah baru, kami akan hadirkan layanan yang lebih baik dari apa yang operator yang sudah ada berikan," kata dia di Jakarta, Kamis (27/6). Untuk itu, FREN menyiapkan belanja modal sebesar US$ 200 juta. Hingga bulan Mei tahun ini, lebih dari setengah dari jumlah tersebut sudah terserap. "Sampai Mei dan Juni ini hampir keluar lebih dari US$ 100 juta," timpal Direktur FREN Antony Susilo. Sementara itu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (
TLKM, anggota indeks
Kompas100) berencana menambah BTS baru sebanyak 23.000 pada tahun ini. Per kuartal I-2019, BTS 4G TLKM bertambah 8.405 unit. Dengan begitu, total BTS TLKM adalah sebanyak 197.486 unit dengan BTS 4G sebanyak 147.181 unit. Perusahaan ini juga menyiapkan belanja modal di atas Rp 33 triliun pada 2019 yang mana 40%-50% diperuntukkan bagi bisnis
mobile. Analis MNC Sekuritas Victoria Venny mengatakan emiten operator telekomunikasi sudah mulai ekspansif mengembangkan jaringan 4G sejak 2017. “Nah, untuk 2018-2019 ini mereka lebih ekspansif lagi terutama pembangunan BTS di luar pulau Jawa,” kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (4/7). Meskipun begitu, menurut dia, kinerja emiten ini masih dalam masa perbaikan setelah jatuh pada 2018 sebagai dampak dari diberlakukannya aturan baru registrasi kartu SIM. Investor juga perlu mempertimbangkan
yield dari layanan data yang masih tertekan sehingga memperlambat monetisasi perusahaan. Di sisi lain, ia melihat, tahun ini, emiten operator telekomunikasi akan menaikkan harga layanan data sehingga
yield-nya bisa meningkat perlahan-lahan. Di samping itu, kinerja kuartal II-2019 juga diprediksi akan meningkat karena adanya kontribusi kenaikan trafik data pada momen lebaran. Sementara itu, Analis RHB Sekuritas Indonesia Michael Wilson Setjoadi mengatakan, ekspansi jaringan 4G emiten operator telekomunikasi adalah langkah yang bagus, Alasannya, konsumsi pengguna 4G tiga kali lebih banyak daripada pengguna jaringan 3G. "Jadi kenaikan trafik data akan menaikkan rata-rata pendapatan dari pengguna bagi perusahaan,” kata dia saat dihubungi Kontan.co,id, Rabu (3/7).
Di samping itu, kenaikan rata-rata pendapatan per pengguna ini diiringi dengan biaya operator yang sebagian besar jumlahnya tetap. Dengan begitu, margin perusahaan juga bakal meningkat. Michael merekomendasikan investor untuk
buy saham PT XL Axiata Tbk (
EXCL, anggota indeks
Kompas100) dengan target harga jangka panjang Rp 3.500 dan saham TLKM dengan target harga Rp 4.300. Victoria juga merekomendaikan
buy kedua saham tersebut dengan target harga jangka panjang EXCL Rp 3.100 dan TLKM Rp 4.300. Per perdagangan Kamis (4/7), harga saham EXCL berada pada level Rp 2.850 dan TLKM Rp 4.250. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi