KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Hutchison 3 Indonesia bersiap diri untuk menyambut era internet super cepat 5G. Awal bulan ini misalnya, Tri sudah menjajal ujicoba 5G dengan menggandeng ITS. Hasilnya kecepatan unduh data mencapai 1,2 Gbps dan kecepatan unggah 75,9 Mbps dengan latency 11 ms. Danny Buldansyah, Wakil Direktur Utama Hutchison 3 Indonesia menyebut rencana pengembangan 5G masuk dalam program ekspansi 3 tahun ke depan. Namun hal ini bergantung dari ketersediaan spektrum dan regulasi lainnya. Baca Juga: Operator Seluler Bersiap Tebar Jaringan di Ibu Kota Baru "Belum tahu investasinya akan berapa, saat ini belum ada investasi. Tahun 2020 juga belum akan investais karena kami tahun spektrum sepertinya belum tersedia di 2020 selain itu device juga masih sedikit tetapi 3 tahun kedepan kami sudah siapkan," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (20/9) Ia memperkirakan nantinya penggunaan 5G akan menggantikan fixed broadband ke rumah-rumah. Pasalnya penetrasi menggunakan sambungan kabel sangat terbatas, oleh karena itu 5G akan lebih relevan untuk kebutuhan tersebut. Selain itu juga kebutuhan industri, manufaktur, medical dan pendidikan. "Pendidikan misalnya kita lihat banyak yang sudah online tetapi dengan kapasitas yang biasa dan kualitas video yang tidak bagus itu prosesnya akan terganggu. Apalagi kalau harus interaktif, jadi dengan 5G ini akan banyak tertolong," lanjutnya. Dengan rencana pemerintah mengembangkan SDM unggul di periode kedua maka hal ini pasti akan sangat membantu. Dengan teknologi, nantinya profesor dan doktor akan semakin banyak karena akses belajar dan mengajar akan lebih mudah dan tanpa jarak.
Operator Tri sudah siapkan infrastruktur 5G
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Hutchison 3 Indonesia bersiap diri untuk menyambut era internet super cepat 5G. Awal bulan ini misalnya, Tri sudah menjajal ujicoba 5G dengan menggandeng ITS. Hasilnya kecepatan unduh data mencapai 1,2 Gbps dan kecepatan unggah 75,9 Mbps dengan latency 11 ms. Danny Buldansyah, Wakil Direktur Utama Hutchison 3 Indonesia menyebut rencana pengembangan 5G masuk dalam program ekspansi 3 tahun ke depan. Namun hal ini bergantung dari ketersediaan spektrum dan regulasi lainnya. Baca Juga: Operator Seluler Bersiap Tebar Jaringan di Ibu Kota Baru "Belum tahu investasinya akan berapa, saat ini belum ada investasi. Tahun 2020 juga belum akan investais karena kami tahun spektrum sepertinya belum tersedia di 2020 selain itu device juga masih sedikit tetapi 3 tahun kedepan kami sudah siapkan," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (20/9) Ia memperkirakan nantinya penggunaan 5G akan menggantikan fixed broadband ke rumah-rumah. Pasalnya penetrasi menggunakan sambungan kabel sangat terbatas, oleh karena itu 5G akan lebih relevan untuk kebutuhan tersebut. Selain itu juga kebutuhan industri, manufaktur, medical dan pendidikan. "Pendidikan misalnya kita lihat banyak yang sudah online tetapi dengan kapasitas yang biasa dan kualitas video yang tidak bagus itu prosesnya akan terganggu. Apalagi kalau harus interaktif, jadi dengan 5G ini akan banyak tertolong," lanjutnya. Dengan rencana pemerintah mengembangkan SDM unggul di periode kedua maka hal ini pasti akan sangat membantu. Dengan teknologi, nantinya profesor dan doktor akan semakin banyak karena akses belajar dan mengajar akan lebih mudah dan tanpa jarak.