JAKARTA. Seirama perkembangan teknologi, emiten telekomunikasi memperluas usaha ke segmen
e-commerce. Setidaknya ada dua emiten telekomunikasi, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang siap bersaing memperebutkan kue bisnis
e-commerce. TLKM mengusung Blanja.com berhadapan dengan EXCL lewat bendera Elevenia. Keduanya akan berebut kue, sekaligus menghadapi pesaing lain yang sudah lebih dulu berlaga di bisnis
online shop. Seperti diketahui, awal Maret lalu, EXCL menyuntik dana ke Elevenia sebesar US$ 30 juta. Perusahaan
joint venture antara EXCL dan SK Planet Co Ltd, provider telekomunikasi asal Korea Selatan, berkembang pesat.
Jika di 2014, transaksinya baru Rp 250 miliar, di tahun 2015 lalu nilainya melonjak 420% jadi Rp 1,3 triliun. Tak heran jika Elevina optimis transaksi sebesar Rp 3,5 triliun bisa diraih di akhir 2016. Untuk mengadang laju Elevina, TLKM bakal menggelontorkan Rp 1 triliun ke Blanja.com. Perusahan pelat merah ini pun menggandeng e-bay guna mendukung transaksi Blanja.com. Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menyebut, ini saat yang tepat bagi perusahaan telekonomikasi untuk mulai melirik sektor di luar
core bisnisnya. Karena, sektor telekomunikasi masih lesu akibat perang tarif. Bisnis
e-commerce pun masih memiliki kue untuk diperebutkan. Nah, kedua emiten telekomunikasi kelas kakap ini pun memilih tidak setengah-setengah untuk masuk. Lihat saja bagaimana pilihan keduanya menggandeng perusahaan asing dalam menggarap bisnis
online shop. Dengan kekuatan modal dan nama besar, EXCL dan TLKM bakal memperebutkan posisi penguasa pasar bisnis
e-commerce. "Ini sarana mereka mendapatkan kontribusi pemasukan dari sektor lain. Lagi pula bisnis ini tidak terlalu mahal, mengingat mereka juga memiliki basis data dan bisa melakukan promosi via SMS setiap waktu," ujar David, Selasa (3/5). Senada, analis Philip Securities Milka Mutiara mengatakan, potensi pasar
e-commerce di Indonesia masih sangat besar. Dalam 4 tahun terakhir saja, pertumbuhan bisnis
e-commerce berada di atas 35% per tahunnya. Ini membuat potensial
upside-nya masih sangat besar. Tapi yang perlu diingat, investasi dari kedua emiten tersebut tak bakal langsung balik modal. Membutuhkan kesabaran lebih sampai akhirnya TLKM dan EXCL bisa mencicipi manisnya keuntungan
e-commerce. Sudah menjadi rahasia umum, bisnis online di awal adalah "bakar uang". "Industri
e-commerce ini yang terpenting adalah kekuatan jaringan, kelengkapan infrastruktur dan persaingan harga," jelas Milka.
Tahun ini Milka melihat, kontribusi Elevenia terhadap EXCL akan jauh lebih besar ketimbang kontribusi Blanja.com pada kinerja keuangan TLKM. Lantaran, EXCL selangkah lebih maju masuk industri
e-commerce. Perusahaan BUMN baru terlihat serius masuk ke industri
e-commerce di tahun ini. Hingga kini belum diketahui kapan TLKM merealisasikan rencana penyuntikan dana Rp 1 triliun. "TLKM masih perlu usaha lebih membesarkan nama Blanja.com kalau tidak mau kalah bersaing di bisnis ini. Iklan juga sangat berpengaruh terutama untuk Blanja.com yang kini penggunanya masih sedikit," lanjut Milka. Karena itu, sekarang emiten telekomunikasi harus pintar memutar otak demi menggenjot keuntungan. Apalagi di sektor telekomunikasi ekspansi adalah segalanya. Mulai dari kebutuhan belanja iklan dan ekspansi layanan 4G membutuhkan sokongan dana yang besar. Sehingga perusahaan harus gencar mencari pendanaan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie