Oposisi di Libya mengklaim masih kuasai pelabuhan minyak Ras Lanuf



KAIRO. Pasukan pemberontak (oposisi) mengklaim masih menguasai pelabuhan minyak Ras Lanuf di timur Libya. Hal itu disampaikan Khaled el-Sayeh, koordinator pasukan militer oposisi dan dewan interim yang berkuasa di Benghazi. Pasukan pemberontak juga disebutkan berada 90 kilometer dari kampung halaman Qaddafi, Sirte. "Situasi saat ini kami unggul,"katanya.

Sebelumnya, televisi pemerintah Libya baru saja melaporkan kalau pasukan pendukung pemimpin Libya Moammar Qaddafi telah mengambil alih pelabuhan Ras Lanuf. International Energy Agency menyebut, Ras Lanuf memiliki terminal kapal tanker yang mengekspor sekitar 200.000 barel minyak sehari. Di sana juga terdapat kilang terbesar Libya, dengan kapasitas 220.000 barel sehari, atau lebih dari separuh produksi total Libya.Kemarin, pemberontak Libya berupaya mengambil alih pelabuhan Ras Lanuf, dan mengepung kampung halaman Muammar Qaddafi, Sirte. Aksi itu dilakukan saat pasukan yang setia kepada Qaddafi berjuang untuk mendapatkan kembali wilayah dekat ibukota, Tripoli. Pihak opsisi mengklaim menguasai Ras Lanuf, sekitar 400 mil (650 kilometer) timur Tripoli di Teluk Sidra, dan telah menjatuhkan sebuah jet tempur dan dua helikopter.Pertempuran selama dua hari terakhir di Libya kian sengit, sebab pemberontak mendekati Tripoli dan pemerintah meresponnya dengan serangan udara. Juru bicara pasukan sipil Abdullah al-Mahdi mengatakan, 6.000 orang tewas sejak pemberontakan dimulai di Benghazi, pada pertengahan Februari. Sementara, PBB memperkirakan 1.000 orang telah meninggal.Dalam pertempuran dengan pemberontak anti Qaddafi di Ras Lanuf, beberapa unit pasukan pro Qaddafi mundur setelah terjadi perpecahan di dalam pasukan pemerintah.


Editor: Dupla Kartini